Lihat ke Halaman Asli

Fajar Nuryanto

Karyawan swasta | Belajar Fotografi | Suka bola lokal

Melihat Permainan Persija dan Timnas U-23

Diperbarui: 27 April 2018   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Timnas U23 harus rela kalah dari Bahrain 0-1 pada pertandingan kedua pembukaan Anniversary Cup PSSI yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Anak asuh Luis Milla terlihat agak canggung di awal pertandingan. Memainkan tempo lambat dengan beberapa kali umpan langsung ke penyerang, permainan timnas terlihat kurang greget.

Jika beberapa hari yang lalu melihat permainan Persija melawan Tampines Rovers, terlihat jauh perbedaan skema yang dijalankan oleh Luis Milla. Teco, juru taktik Persija selalu menginstruksikan anak asuhannya untuk langsung menekan ke pemain lawan saat mereka membawa bola. Hasilnya mereka bisa mengendalikan permainan dan memperoleh kemenangan.

Hal ini tidak terjadi di pertandingan timnas melawan Bahrain. Skema klasik dengan menunggu lawan keluar dari pertahanannya dan begitu mendapat bola langsung umpan daerah ke kedua sayapnya.

Tidak ada yang salah sebenarnya, hanya saja kenapa permainan ala Persija tersebut tidak dicoba. Memang skema yang mirip total football tersebut membutuhkan stamina luar biasa. Tetapi dengan skuat tim  berusia dibawah 23 tahun, tentu tidak ada masalah.

Mari sedikit membayangkan skema tersebut dipakai timnas. Egy dipasang sejak menit awal dan posisikan dia seperti Simic yang terus menekan bek tengah lawan saat membawa bola. Kedua sayapnya Febri dan Osvaldo diatur untuk menekan bek kanan dan kiri hingga kesulitan mengumpan. Trio alumni U19, Evan, Hargi, dan Zulfiandi pastikan menjadi jangkar yang baik. Usahakan mereka selalu segitiga.

Dengan skema tersebut peran dari kedua sayap dan egy sebagai penyerang akan maksimal. Pemain-pemain mungil seperti mereka akan merepotkan lawan yang berpostur tinggi. Kita bisa lihat bagaimana Riko Simanjuntak dan Ramdani Lestaluhu di Persija. Mereka begitu lincah ketika berhadapan dengan bek yang lebih tinggi. Febri dan Osvaldo memiliki kualitas yang sama dengan mereka dan itu akan sangat mengerikan jika benar-benar dijalankan.

Membandingakn timnas dan persija secara permainan memang beda. Namun cara yang dipakai Persija sudah terbukti menembus semifinal zona ASEAN. Alangkah baiknya kalau itu bisa dicoba di timnas. Pemain yang dibutuhkan untuk membuat skema tersebut berjalan ada semua di skuat Luis Milla. Tinggal tim pelatih mau atau tidak memakai skema tersebut.

Apapun itu yang jelas timnas perlu dibenahi agar lebih maksimal hasilnya. Persija telah memberi contoh permainan pemenang dan tidak ada salahnya jika permainan tersebut dipakai di timnas.

Salam Suporter Layar Kaca

Analisis Cetek




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline