Di awal oktober ini saya sempat menggunakan moda transportasi si ular besi untuk perjalanan pergi pulang dari Jakarta ke Semarang dengan KA Kertajaya. Sejujurnya ada sedikit drama, dimana awalnya saya tidak dapat mengakses akun KAI Access saya, sebetulnya bagi saya termasuk hal yang maklum berhubung sudah setahun aplikasi tersebut hanya mejeng di ponsel tanpa pesan tiket,terakhir hanya memesankan tiket untuk teman saja pulang kampung periode Juli lalu.
Saat upaya saya berusaha mengembalikan akun tersebut agar dapat di akses kembali tidaklah membuahkan hasil, maka saya hubungi pusat panggilan ke 121 , dimana akhirnya saya meminta agar akun saya di non aktifkan sehingga saya bisa daftar ulang kembali di aplikasi KAI Access. Dan ya Alhamdulillah begitu mudah begitu singkat, akun lama saya akhirnya terhapus tetapi NIK saya dapat bertahta kembali di akun baru, memang ada konsekuensinya yakni riwayat data saya pada akun sebelumnya sirna, tapi sepanjang jalan kereta api mari kita lanjutkan perjalanan hidup ini.
Alasan saya ngotot pakai aplikasi KAI Access bukan tanpa sebab tapi lantaran sebuah kenyamanan, memang jika hendak pesan tiket dapat juga dilakukan melalui banyak kanal aplikasi pihak ketiga, tapi semua akan bermuara pada aplikasi ini juga. Salah satu kemudahan saya bertransaksi di aplikasi ini adalah beragam cara pembayaran dan saya paling suka dengan metode pembayaran QRIS, mudah tinggal scan bayar dan semua beres.
Ada pula kemudahan lain yakni kita tak perlu repot cetak tiket karena sudah tersedia e-tiket yang aktif dua jam sebelum waktu keberangkatan, hanya butuh tunjukan tanda pengenal dan kemudian lagi lagi hanya perlu tunjukan QR di aplikasi tinggal scan. Lebih canggih lagi di beberapa stasiun ada Face Recognition Boarding cukup pindai wajah tanpa perlu tiket dan tanda pengenal, tahun lalu sudah coba di stasiun Gambir, tapi sebelumnya mesti daftar dulu juga lagi lagi di aplikasi KAI Access. Pokoknya saya gokil KAI dewasa ini benar benar berinovasi yang selangkah lebih maju di banding transportasi masal lain di tanah air.
Adapaun jika hendak merubah jadwal perjalanan pun cukup dengan satu aplikasi, tidak perlu repot repot pergi ke stasiun seperti dahulu. Semua dimudahkan dengan KAI Access. Pesan tiket kereta jarak jauh maupun lokal semua mudah termasuk tiket untuk KA Bandara, LRT Jabodebek dan tentunya KCIC Whoosh, beneran paling sakti bukan? satu aplikasi saja lho.
Ketika kemarin pergi pulang kebetulan sama sama menggunakan rangkaian KA Kertajaya relasi Jakarta Surabaya dimana saya naik Pasar Senen dan turun Semarang Poncol, saat berangkat dan pulang itu saya menjumpai dispenser di kedua stasiun dimana saya baru tahu jika ternyata fasilitas dispenser ini telah ada nyaris dari september tahun lalu, amboi. Jadi lumayan dapat mengurangi limbah plastik air mineral dengan hanya membawa wadah air sendiri.
Saya sebetulnya dalah perantau dari Kabupaten Kuningan dan sekarang berdomisili di Tangerang, akan tetapi saya lebih suka naiik kereta api dari Jakarta dan turun di Cirebon, berburu yang paling murah dari rangkaian KA Airlangga yang hanya Rp 49.000 atau KA Bengawan di harga Rp 70.000 dari stasiun Pasar Senen ke Cirebon Prujakan adalah harta paling berharga selain keluarga.
Bahkan jika saya jumlahkan pengeluaran saya menggunakan kereta dan bus baik langsung dari Tangerang maupun Jakarta dengan tujuan Kuningan maka jumlah uang yang saya gelontorkan untuk tranportasi tersebut tidak jauh berbeda, memang flukuatif ada masa lebih murah kereta kadang lebih murah bis, tapi ada satu yang tidak bisa di bantah yakni kepastian waktu tempuh tentu dengan layanan kereta KAI tidak ada duanya.
Alasan saya lebih menyukai jenis transportasi ini adalah seperti yang saya ungkap sebelumnya di atas yakni ketepatan waktu, walau saya mesti berkali kali ganti mode transportasi untuk sampai ke stasiun, saya tidak kecewa karena ada hal pasti yaitu jam keberangkatan sampai jam estimasi tiba di stasiun tujuan. Dan menggunakan publik transportasi yang satu ini inshaAllah tanpa hambatan, tanpa macet dan tanpa susah semua serba terestimasi, saya agak kapok pernah berkali kali naik bus dan waktu tempuh diluar nalar juga belum kemacetan dan pengamen dan penjual asongan.
Untuk masa sekarang selain toiletnya sudah cukup baik dan selalu ada air dan pilihan duduk dan jongkok, pria dan wanita di pisah juga ada yang bagi saya pribadi sudah memadai pun dengan pilihan makanan serta yang pasti harga di restorasinya juga tidak mencekik adalah kemajuan yang signifikan. Memang setelah Revolusi Kereta hampir satu dekade lalu kereta adalah pilihan terbaik perjalanan darat khususnya di pulau jawa. Dari hadirnya berbagai kelas dari yang murah meriah sampai harga sultan yang bisa seperempat gaji umk Jakarta.