Lihat ke Halaman Asli

Fajar Novriansyah

Pekerja biasa

Dipeluk Kelam

Diperbarui: 16 Januari 2023   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nada nada pun beranjak pergi
meninggalkan lengkingan pilu rasa sakit, suara suara parau
pada nyeri yang tidak bekesudahan, serta luka perih dibalut bara nan lara
ternyata tidak pernah bisa sembuh pada seiring waktu, lalu akhirnya berbekas - keropeng
.

.
Nada nada pun hilang dari ingatan
menyisakan suara suara tangis yang putus asa, apakah itu suaraku?
pada kesendirian di ruang ruang memori yang perlahan terhapus, bagai diserang virus!
.

.
ternyata melupakan dan dilupakan yang adalah dua hal berbeda, lalu tahukah jika rasanya sesakit itu
akhirnya dalam kelam malam yang memeluk dingin datang merayap, lagi lagi sunyi menenangkan sanubari

.

kelam malam, tenggelam pada jurang tanpa cahaya

.

lalu kupergi tanpa ada yang tahu, seakan diam diam

.

padahal kata tolong itu sudah kuteriakan keras keras

Tangerang, 16 Januari 2023

Baca juga : Puisi Memeluk Sesal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline