Lihat ke Halaman Asli

Fajar Novriansyah

Pekerja biasa

Kincir Ria, Bianglala di Pasar Malam

Diperbarui: 5 Juni 2022   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar diambil dari i.pinimg.com

seperti komedi putar, dia berputar
juga serasa wahana cangkir diapun bergerak
bianglala berputar naik turun satu arah
aku duduk sendiri termenung dalam ramai
pelan pelan orang orang naik setelah antri

kincir ria, entahlah kudapat dari kbbi
apakah benar benar nama lain darinya atau pelangi?
masa bodoh yang penting aku sudah disini
tak perlu aku pergi jauh ke Ancol, cukup disini
di pasar malam, pada hari jumat sore sampai sabtu malam

dipuncak nya saat berputar
kuamati deretan kios jajanan malam
terjejer dengan lampu hias yang benderang
aku tak suka berisik tapi aku suka keramaian
aneh bukan?

dipuncak bianglala berhenti sejenak
perlahan turun satu persatu, waktu berlalu
belum bagianku,
ku lihat lagi sepenjuru pasar malam
banyak hal hadiri disini

aku turun seorang diri
ya akupun naik seorang diri
aku ingin naik lagi sebetulnya
tapi hari makin malam, cuaca mulai mendung
tiba tiba terlintas saat tadi masih duduk di bianglala
aku menemukan cerita yang hilang
sebuah cerita yang sempat lupa apa jalan kisahnya

tentang kamu
tentang kamu yang meninggalkan luka
semoga kau tenang disana dengan hari barumu
ah sudahlah
mestinya kapan kapan aku naik yang lain saja
bosan mengingatmu yang pergi begitu saja
mengingatnya menyesakan dada

bianglala bianglala
adalah pelang pelangi dalam sinonim yang lain
bianglala bianglala
kapan waktu mari kunaiki dengan hati yang baru

Pakulonan Barat, 5 Juni 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline