Jingga
begitu aku memanggilmu
setelah akhirnya kutahu namamu
gadis berpayung hitam yang larut sepanjang sore
begerak perlahan dari halte bus sampai gang depan rumahnya
Jingga
begitulah aku mengenalmu
paras ayu yang tak mudah luntur dari ingatan
terpatri dalam melambangkan dari mata jatuh ke hati
Jingga
kuperdendangkan sebuah lagu untukmu