tak perlu bibirmu menyentuh ujung telingaku
aku masih dapat mendengar semua manis ucapmu
senyata aku dengar debar jantungmu yang berirama bagai drum
tak perlu mendesah dalam suara yang putus putus
ucapakan saja lantang seperti saat kau keras keras ijab pada genggaman ayahku
cium aku lebih banyak
tuntaskan semua cinta yang ingin kau penuhi padaku
cium aku lebih dalam
berikan semua penundaan yang membatasi kita selama ini
dapatkah kau kecup aku lebih banyak
gantikan malam malam sepi yang membuatku menunggu
tanda pertama untuk banyak kerinduan
tanda kedua untuk betapa dalamnya perasaanmu
dan banyak tanda seperti seberapa banyak kamu menginginkan ku
dapatkah kau peluk aku lebih lama
gantikan pagi pagi saat aku bangun dan sendiri
esok lusa kau kan kembali pada perbatasan
ada banyak doa dan banyak harap harap yang cemas
perang memang tak ada di negeri ini tapi curiga sungguh membuat gila
seperti saat kutahu dua minggu berikutnya garis dua, bahagia memeluk erat
dan si cabang bayi menunggu ayahnya si tentara yang betugas di perbatasan untuk pulang lagi
Dari Istri yang menunggumu Di Rumah,
Sebetulnya terinpirasi dari kisah rekan yang Suaminya Tentara dan ditugaskan Ke Lebanon, walau kisahnya tidak serupa tapi pada esensi yang sama.
14 Maret 2022
Pakulonan Barat, Kelapa Dua Tangerang