Lihat ke Halaman Asli

Fajar Novriansyah

Pekerja biasa

Dari Nadir

Diperbarui: 12 Maret 2022   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pada sebuah monumen di perbatasan
yang menjadikannya tugu untuk memberi tanda
pada sebuah monumen yang mengabarkan
yang menjadikannya prasatsi dengan aksara dan irama

dan titik titik bintang yang mebantuku melintasi hari tanpa sesat
dan matahari yang mengabarkan barat tanpa meninggalkan timur
dan bulan yang membuat ngengat menjadi jalang yang menhamba cahaya
dan pada kunang kunang yang berakting menjadi terang serasa pemilik malam
dan pada gelap yang melindungi semua tulah, memakan lelah dan semua yang pasrah
dan pada terang yang membawa luka, membawa duka dan rasa bersalah juga pengharapan

di titik ini yang telah membangunkanku
di titik ini yang memacu hari hari dan malam malamku
di titik terendah dalam diri sendiri
di titik terendah di mana harus di mulai sendiri
di titik terendah yang mengajarkan ada ketinggian yang perlu diraih
di titik ternedah yang mengabarkan tidak perlu keras asal semua target laksana
di titik terendah yang memberikan perlindungan sekaligus pesakitan yang mmebuat ku tumbuh

suatu kali aku keluar dari titik terendah aku tak akan serakah
sautu kali aku bertahta pada ujung yang menjulang maka akan kuingat semesta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline