Lihat ke Halaman Asli

Fajar Novriansyah

Pekerja biasa

Aroma Kopi yang Belum Sempat Pamit

Diperbarui: 20 Februari 2022   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

separuh hati yang kuseduh penuh perasaan, dengan irama putaran yang sama

kutambahkan gula satu sendok teh untuk lengkapi tiga takar kopi bubuk kemasan

kuaduk perlahan dengan penuh keintiman, sama seperti pagi pagi yang terlewati

kubiarkan dengan nyaman uap membumbung membawa harum rasa itu berpetualang

berkelebat liar dari sekitar gelas dan ku membauinya dengan nyaman, seperti damai

tak pernah sekalipun aku minum dan tak setetespun sekadar aku icip

kubiarkan ramai di atas meja, tanpa pernah ada yang menghabiskan

ada sosok yang kurindu, sosok yang pergi tiba tiba dan tak kembali

aku tidak menyukai kopi, tapi kebiasaan menyeduhnya tak pernah lewat

kubiarkan aroma itu memelukku dalam sepi sebagaimana pagi pagi yang berlalu

maaf jika mubazir, tapi rutinitas ini sulit kutinggalkan, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline