Jika ditanya Masjid penuh kenangan maka saya akan menjawabnya dengan tegas Masjid Syiarul Islam diaman sebagai masjid Agung Kuningan serta Masjid Al Munawar di kelurahan Purwawinangun juga masih di kuningan Jawa Barat.
Sebagai warga Purwawianngun yang di besarkan sedari bayi sampai 19 tahun dewasa disana tentu saja mempuanyai banyak riuh kenangan yang tidak terpisahkan dan selalu menjadi kenangan manis yang tak terlupakan.
Masjid Al Munawar hanya berjarak 150 meter dari kediaman saya waktu SD dan hanya 25 meter saat saya SMP. Masjid yang ramai saat Ramadhan lantaran rasanya keren jika Tarawih disana, sebetulnya saat itu lebih banyak remaja yang kumpul kumpul tarawih sekalian cuci mata, agak bagaimana gitu tapi alhamdulillah ibadah di dalam masjid lebih Khusu lagi.
Masjid ini dulu identik dengan warna merah baik di cat pilar pilarnya juga lantai keramik sisi sisi nya. Beberapa dinding penyangga juga diberi sentuhan warna merah.
Tapi di pugar dan MasyaAllah lebih indah dan artistik. Hanya kebetulan saya tidak memiliki gambar dahulu dan sesudahnya. Lantaran ya saya sudah lama juga tidak pulang kampung ke kuningan. Renovasi masjid ini dimulai di tahun 2017 dan tidak lama prosesnya.
Dahulu saat masih memakai seragam merah putih. Saat Ramadhan adalah waktu berkumpul bersama teman dan bermain sambil menunggu waktu berbuka,Alias Ngabuburit mulai waktu dari sebelum Duhur, sampai setelah Asar. Kenangan kennagan manis yang akan selalu diingat oleh saya dan beberapa rekan saya. Ada satu rekan yang telah mendahului, Alfatihah.
Setelah waktunya adzan berkumandang maka kami remaja tanggung yang taunya main akan meninggalkan sejenak abang gamebot yang jika watu bermainnya habis akan menarik tali nya, atau sambil sewa baca ditempat komik petruk karya tatang S, Kami bersama sama akan shalat berjamaah.
Setelah bubaran shalat maka kembali para penjaja mainan gamebot ini akan dikerumuni oleh bocah bocah. Masjid yang kala itu masih bernama Almanar yang biasa menghiasi cover buku kegiatan ramdahan, ditengahnya lokasi lapangan masjid ada air mancur yang kosong tidak ada airnya, tentu tidak akan ada semburan mancurannya.
Masjid ini rasanya di pugar untuk waktu yang lama, ini perasaan saya saja ya sepertinya mulai saat saya kelas 3 SD dan nyaris selesai saat saya SMA kelas satu, soalnya perasaan selalu ada sumbangan pembangunan masjid ini jika ada sumbangan sumbangan di sekolah. Perasaan saya sumbangannya untuk masjid ini, jika kenyataannya bukan mungkin ingatan saya yang kurang baik dan tidak ada maksud untuk menjelekan pihak manapun.
Masjid yang kini bernama Masjid Agung Syiarul Islam tepat berada di seberang alun alun Kuningan yang biasanya ramai dengan hiruk pikuk keduniawian, dimana banyak warga yang berkumpul hanya untuk jajan dan jalan jalan serta tak sedikit pula yang pacaran baik yang belum nikah atau yang sudah nikah.
Masjid ini berdiri juga sebagai pengingat jika hidup tidak hanya untuk mengejar dunia dan menikmatinya saja, terbukti tiap Adzan berkumandang pasti yang nongkrong atau bersantai di Taman kota alias alun alun akan datang untuk beribadah. Sesuai anmanya sebagai Syiarul Islam juga sebagai tonggak dakwah untuk menyebarkan keilmuan dengan menagadakan banyak kegiatan keagamaan didalamnya, sama sih seperti Masjid lainnya dewan mesjid selalu membuat acara untuk memakmurkan Masjid.