Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana sebagai Ajang Pemalsuan Data

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Boleh saja kampanye atau menjagokan tokoh dan partai tertentu karena pada dasarnya kita semua adalah orang yang bebas. Saya yang simpatisan PKS juga kadang akan mempromosikan PKS jika PKS memang layak dipromosikan. Namun begitu saya tidak pernah menggunakan data palsu untuk menipu pembaca. Karena pemalsuan data tidak jauh berbeda dengan plagiat. Berikut ini link tulisan.

Pola pemalsuan adalah dengan mencampuradukkan antara survey persepsi dengan data korupsi. Survey persepsi korupsi adalah dengan cara menanyai beberapa orang, misalkan dengan pertanyaan : “Menurut anda partai mana yang korup ?” kemudian responden menjawab partai X. Partai korup menurut survey persepsi adalah tergantung beberapa faktor, salah satu yang utama adalah informasi yang diterima oleh responden. Jika saat ini tiba2 sebuah partai Misalkan partai Y diberitakan secara massif terlibat korupsi dan kebetulan survey sedang diadakan bisa dipastikan yang paling diingat oleh responden adalah yang korupsi adalah partai Y. Jadi kalau dalam survey persepsi partai terkorup adalah Golkar, Demokrat kemudian PKS. Dalam survey yang di tulis oleh Detik.Com

Survey yang dilakukan oleh LSN pada 26 Februari sampai 15 Maret 2013 dengan 1.230 sampel mempunyai hasil sebagai berikut :

Demokrat : 70,4%

Golkar 5,7%

PKS 4,4%

Partai lain secara kumulatif adalah 19,5% dengan margin error 2,8%

Artinya menurut survey Demokrat diyakini sebagai partai korupsi oleh 70,4% rakyat Indonesia, sekurang2nya oleh 67,6% rakyat Indonesia. Sedangkan Partai Golkar diyakini korupsi oleh 5,7% rakyat Indonesia atau sekurang2nya 2,9%. Sedangkan PKS diyakini korupsi oleh 4,4% rakyat Indonesia atau sekurang2nya 1,6% rakyat Indonesia yang percaya PKS Korupsi. Sedangkan partai2 lain diluar PD, PG, PKS secara kumulatif diyakini korupsi oleh 19,5% rakyat Indonesia atau sekurang2nya 16,7%. Sekali lagi, persepsi itu hanya anggapan masyarakat.

Apakah faktanya demikian ? Belum tentu. Makanya ada ukuran lain, yaitu

1.berapa banyak pelaku korupsi dari sebuah partai yang sudah dihukum

2.Jumlah uang yang dikorupsi secara total dari koruptor2 setiap partai

3.Dsb

Namun sangat aneh jika sebuah hasil survey kemudian dibuat rekayasa angkanya untuk menutupi fakta yang sebenarnya. Angka2 yang dirilis itu didapatkan dari akun twitter @KPK_watch_RI yang merupakan akun tembakan dari @KPK_watch.

Cara berfikir sesat seperti itu jelas terlihat hanya sekedar untuk menyenangkan hati  PDIP yang secara fakta memang paling banyak korupsinya baik dari segi pelaku (koruptor) maupun hasil rampokannya DISINI dan DISINI, juga  DISINI. Itulah Indonesia, giliran korupsi beramai2 untuk berlomba giliran digebuk KPK menghindarkan diri bahkan mengutus seorang untuk menulis dengan memalsu data. Kalau masih ada yang percaya, memang keterlaluan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline