Oleh : Fajar Efendi Daulay, S.Pd, M.Pd
Buku ini membahas tentang maraknya kasus-kasus kekerasan di lingkungan pendidikan membuat sebagian orang khawatir tentang anak-anak mereka. Kasus-kasus kekerasan tersebut dapat terjadi antara guru dengan peserta didik atau antara sesama peserta didik.
KPAI merilis tentang peringkat Negara Indonesia dibandingkan negara-negara tetangga. Menurut hasil survei International Center for Research on Women (ICRW), sebanyak 84% kasus kekerasan anak terjadi dilingkungan sekolah di Negara Indonesia. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara Pakistan (43%), Kamboja (73%), Vietnam (79%) dan Nepal (79%).
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat bahwa dari tahun 2011 s.d. tahun 2016 sebanyak 2.435 kasus dalam bidang pendidikan. Sebanyak 32,28% kasus tawuran antar pelajar, 45,42% merupakan kasus bully, dan 22.30% merupakan kasus korban kebijakan sekolah. Bila mengacu pada data di atas, maka sebanyak 77.70% merupakan kasus kekerasan.
Kasus-kasus tersebut seharusnya tidak terjadi. Oleh karena itu jika kita meningkatkan kegiatan silaturahmi dengan keluarga kita, teman-teman baik di teman disekolah maupun teman-teman yang ada dilingkungan dimana kita tinggal. Ada banyak manfaat yang kita peroleh ketika kita rajin bersilaturahmi. Salah satunya adalah akan dibukakan pintu rezki kita.
Selain itu, silaturahmi juga berperan dalam menangkal paham radikal yang berkembang di masyarakat. Nilai-nilai karakter yang terkandung didalam silaturahmi sangatlah banyak. Dengan nilai-nilai tersebut diharapkan dapat mengurangi radikalisme di lingkungan sekolah.
Ayo segera miliki buku ini dan rasakan dahsyatnya bersilaturahmi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H