Lihat ke Halaman Asli

Fajar Dwi Cahyo

"Hamba Amatir"

Puisi | Hujan di Tepi Rindu

Diperbarui: 9 April 2020   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan terus mengalir sementara rindu tak dapat di bendung

Awan tak lagi sanggup menahan air hujan..

Seketika rintik turun, menghanyutkan tangis di pipi hingga tiba membasahi hati..

Kenapa selalu menjadi bagian paling di tangis ?

Bahkan sampai matahari terbenampun, rinduku tak lagi kau kenang..

Melalui aliran hujan hanya sedikit ingin kusampaikan kepada tangis yang datang..

Pertemuan yang tak kunjung di satukan, penantian begitu panjang, hingga sampai malam yang membingungkan..

Karena pada dasarnya, kau tak peduli secercah rindu yang enggan kau ucapkan..

Mulut serta jarimu kaku hanya mata yang mampu menjawab keraguan..

Aku sadar..

Tubuhku terlalu berat mengemban rindu sendirian yang terus kau tusuk dari belakang..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline