Lihat ke Halaman Asli

Fajar Chuan

Tangsel, Indonesia

Mencari Tuhan di Warung Kopi

Diperbarui: 30 Mei 2019   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mencari Tuhan Bukan saja sebagai pekerjaan manusia yang seharian berlama-lama duduk atau ongkang-ongkang di mesjid. Atau di gereja. Tapi bagi saya mencari tuhan lebih suka membersihkan got yang kotor, sehingga kolam untuk mencuci buat orang-orang ke mesjid menjadi bersih.

Paling pertama datang dan langsung terjun ke lapangan jika ada acara kerja bakti. Pokoknya ia lebih banyak dekatnya dengan orang-orang, meski anehnya ia tak banyak diperhatikan. Bukankah manusia yang dekat kepada Tuhannya, adalah mereka yang banyak kontribusinya dan senantiasa lebih dekat dengan orang-orang sekitar?

Yah, pokoknya begitulah sang penulis bung Ilung mengisahkan kegelisahan spiritualnya dalam melakukan pencarian tuhan. Bagi Ilung, Mencari Tuhan di Warung Kopi tentu saja bukan omong kosong. Kita bisa belajar dari para pengunjung warung kopi, saling bertukar pengalaman, dan lain sebagainya.

Menemukan Cinta tanpa guru. Toh, berlama-lama di tempat ibadah pun bukan jaminan bahwa seseorang senantiasa ingat kepada Tuhan. Bukankah Tuhan juga tidak pernah membatas-batasi hamba-Nya untuk terus menemui-Nya? Yang jelas, cerita ini menawarkan sebuah pandangan baru dalam mencari Tuhan secara akrab, santai, dan sekaligus menyenangkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline