Mengulas Situs Makam Keramat Batok yang terletak di Desa Jayabakti, Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi menyimpan kisah sejarah dan perjuangan rakyat.
Sekitar 387 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1.636 Masehi situs makam Keramat Batok ditemukan. Penemuan pertama ini sebagaimana dikisahkan oleh Pengurus Cagar Budaya Keramat Batok, Marhusen sebagai juru kunci (kuncen) makam, sekaligus sebagai keturunan ke-6, mengisahkan tokoh yang menemukan makam pertama kali bernama Eyang Kiai Gabid Bin Kiai Kabid yang merupakan seorang tokoh dari Kerajaaan Sumedang Larang.
Sebagai seorang tokoh pendakwah di Sumedang, Kiai Gabid memiki basis pesantren untuk tempat menimba ilmu masyarakat pada waktu itu. Sebagai tempat pencerahan rakyat, pesantren ini menarik perhatian warga setempat, bahkan semakin hari, pengikut Kiai Gabid semakin banyak yang ingin belajar agama kepadanya.
Perkumpulan Kiai Gabid bersama muridnya ini menimbulkan kecurigaan pihak penjajah Belanda yang sudah masuk ke nusantara. Belanda memerangi Kiai Gabid dan murid-muridnya karena khawatir membuat perlawanan yang lebih besar.
"Historinya begini, pertama Eyang Kiai Gabid ini kan orang Keraton Kerajaan Sumedang Larang, di sana beliau sambil mengajar agama terus menerus. Karena waktu itu zaman penjajahan Belanda akhirnya perang terus menerus. Banyak korban dari Belanda maupun pihak Kiai Gabid, lama-lama Belanda ini menangkap beliau," jelasnya saat diwawancarai bekasikab.go.id, di Situs Cagar Budaya Makam Keramat Batok, Desa Jayabakti, Cabangbungin, pada Minggu, (31/07/2023).
Usai menangkap Kiai Gabid, lantas Belanda mengasingkan dengan membuangnya ke tengah laut dengan maksud agar seandainya wafat, Kiai Gabid ini tidak ada makamnya dan tidak diketemukan oleh murid-muridnya. Belanda juga menyebarkan fitnah adu domba seolah-olah Kiai Gabid menghilang karena menerima diberikan wilayah kekuasaan oleh penjajah dengan tujuan memecah moral rakyat.
"Belanda ingin menghembuskan fitnah karena dulu banyak orang-orang kita yang berkhianat. Mereka menyebarkan fitnah supaya Kiai Gabid ini dianggap menghilang karena sudah diberikan wilayah," tuturnya.
Ajaibnya setelah dibuang ke tengah laut, Kiai Gabid tidak wafat. Dia hanya terdampar di laut Bekasi bagian utara. Dari sinilah dimulainya babad alas didaerah sekitar makam keramat makam Uyut Batok yang sekarang disebut Keramat Batok.
"Karena dulu masih hutan, beliau masuk ke hutan menemukanlah makam Uyut Batok. Kenapa disebut makam Batok karena di makam lainnya hanya pohon besar, di makan tersebut terang, datarannya rata tidak ditumbuhi rerumputan, seperti ada orang habis duduk-duduk, dan di situ ada wadah Batok (cangkang kelapa) bekas makan dan wadah gelas bumbung untuk minum, maka di sini disebutlah keramat batok karena ada peninggalan itu," jelasnya.
Setelah ditemukan makam, menurut kisah tutur yang beredar, Kiai Gabid memiliki kemampuan berkomunikasi dengan makhluk gaib yang ada di sekitar tempat ini untuk permisi membuka lahan persawahan, pertanian dan perkampungan bersama orang-orang yang dipanggilnya.
"Setelah Jadi dengan restu karomah Uyut Batok, subur Makmur pertanian dan perkebunannya. Kemudian memanggil orang dari daerah luar, untuk bekerjasama membangun perkampungan, setelah panennya bagus di sini dijadikanlah tempat silaturahmi masyarakat beliau pada masa itu," ungkapnya.