[caption id="attachment_151150" align="aligncenter" width="640" caption="2011"][/caption] Bagi saya, akhir tahun merupakan waktu ketika saya perlu melakukan rangkuman mengenai segala peristiwa menarik yang terjadi di tahun 2011, terutama tentang dunia film. Ternyata, tahun 2011 lebih banyak film-film yang menarik perhatian saya ketimbang tahun lalu. Film Indonesia bangkit kembali, setelah tahun-tahun sebelumnya hanya diisi oleh horor kacangan yang menjual seksualitas semata. Sedangkan film-film Hollywood, walaupun secara kreativitas masih menjamah "lahan" adaptasi, namun tetap menghasilkan film-film yang lebih bermutu, lebih menghibur, dan tentunya lebih baik. Begitu pula film-film dari negara lain yang semakin meningkat kualitasnya dan mampu menyaingi film Hollywood. Sama seperti tahun 2010, saya kembali membuat daftar terbaik dan terburuk di dunia film. Berikut adalah daftar 10 film terbaik (plus 1 film favorit) menurut kacamata saya dan berbagai tambahan lainnya mengenai peristiwa tentang dunia film di tahun 2011: #11 The Muppets/2011/USA/109 mins/dir. James Bobin Sebagai anak yang lahir di tahun 90-an, serial tv The Muppets mungkin kurang familiar untuk saya. Masa kecil saya lebih banyak diisi dengan menonton film-film kartun khas Disney ataupun Pixar. Namun, di tahun 2011 ini, Jason Segel (seri How I Met Your Mother, Forgetting Sarah Marshall) yang merupakan seorang penggemar berat The Muppets berhasil membawa tokoh Kermit dan kawan-kawan kembali ke layar lebar. Sempat vakum sekitar 8 atau 9 tahun, film terbaru The Muppets ternyata berhasil mencuri perhatian banyak kalangan. Saya mengakui bahwa Segel mampu menyatukan fans lama The Muppets, yang sudah berusia 30 tahun ke atas, dengan fans baru The Muppets yaitu anak-anak era 90 dan 2000-an. Film ini merupakan film musikal yang menceritakan tentang usaha kembalinya para muppets yang sudah terlupakan untuk memperoleh popularitasnya kembali. Saya sangat salut terhadap kerja keras Segel. He is the man who lived in his dreams. Dan hasilnya adalah film yang sangat lucu dan menghibur. Segel tahu betul tentang seluk beluk dunia muppets. Dan dia berhasil menjadikan saya sebagai fans baru The Muppets. The Muppets is a full of joyness and can captured our innocence.. You'll smile, laugh, and cry at the same time. Film favorit saya di tahun 2011. #10 The Raid aka Serbuan Maut/2011/Indonesia/101 mins/dir. Gareth Evans Inilah film aksi paling ambisius di tahun 2011. Dan yang mengejutkan adalah film ini merupakan film produksi anak negeri sendiri. Betul sekali, The Raid yang telah mencuri perhatian publik internasional terlebih dahulu ketika diputar di TIFF 2011, juga berhasil membius penonton di "rumahnya" sendiri. Baru kali ini saya merasakan atmosfir yang berbeda ketika menonton film Indonesia di bioskop saat penutupan iNAFFF 2011, yang mana para penontonnya sangat antusias dan ikut bereaksi ketika menyaksikan The Raid. Sebab, adegan-adegan yang disuguhkan bukanlah adegan aksi kacangan, namun sudah terkoreografikan dengan baik. Film inilah yang memunculkan kembali harapan kepada publik lokal bahwa masih ada filmmaker di Indonesia yang memperhatikan kualitas ketimbang kuantitas. Dan bangganya lagi ketika film ini juga akan menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam Sundance Film Festival 2012 di Utah, Amerika Serikat. Tapi sayangnya, publik Indonesia harus menunggu dengan sabar karena film ini baru akan dirilis sekitar April 2012. But it's worth the wait. #9 We Need to Talk About Kevin/2011/UK/USA/112 mins/ dir. Lynne Ramsay Ketika membicarakan horor, yang ada dipikiran kita mungkin hanya sosok hantu yang menyeramkan atau darah yang bertebaran dimana-mana. Namun bagi saya, film horor terbaik di tahun 2011 bukanlah film yang mengumbar hal-hal tersebut tetapi lebih ke arah horor psikologis. Ketika akhirnya seorang ibu, yang dimainkan dengan sangat luar biasa oleh aktris Tilda Swinton, melahirkan "anak setan" bernama Kevin (Ezra Miller, the talented young actor) dan anak tersebut malah membawa malapetaka bagi hidup banyak orang. Menonton film ini membawa ketakutan tersendiri, terutama untuk orang tua, yaitu tentang mimpi buruk pengasuhan anak. Titik temu dalam film ini sangat lepas dan membiarkan penonton mencari jawabannya masing-masing. Sedangkan rasa takut dibangun dari kegagalan yang menghantui. Saya yakin, hal ini beribu-ribu kali lebih menyeramkan ketimbang penampakan hantu atau darah. We Need to Talk About Kevin is the most horrifying picture in 2011. The horror speaks for itself in loneliness and human fear. Coba tonton film ini ketika Hari Ibu. #8 X-Men: First Class/2011/USA/UK/132 mins/dir. Matthew Vaughn Dua film X-Men terakhir, The Last Stand dan Wolverine, saya anggap gagal karena tidak berhasil membangun cerita apik seperti dua film pendahulunya. Sehingga kegagalan ini memicu terus para produser/sutradara/kreatif untuk terus mendapatkan dollar. Salah satunya adalah dengan cara reboot, cara yang kini tengah populer di industri Hollywood. Ternyata reboot X-Men, yang membawa kita beberapa tahun sebelum Prof. X dan Magneto bermusuhan, berhasil mendulang sukses. Saya sebagai fanboy dari X-Men tentu sangat puas dengan film ini, terlebih saya juga membaca berbagai komik X-Men. Ide prequel tentang masa muda Prof. X dan Magneto ketika masih berteman memang memiliki banyak sisi menarik untuk digali. Masa ketika para mutan bersatu untuk melawan minoritas. Film ini sarat dengan interpretasi politik karena memang set waktu film ini sekitar tahun 50-60-an. Dan sutradara Matthew Vaughn (Kick Ass, Layer Cake) berhasil membawa nafas segar dan membentuk kerangka awal X-Men. Lupakan film superhero lain di tahun 2011 karena hanya X-Men: First Class lah yang mampu menyandang predikat terbaik. #7 Catatan (Harian) Si Boy/2011/Indonesia/98 mins/dir. Putrama Tuta Kadang-kadang, ide untuk membuat ulang atau kembali masuk ke dalam karakter atau film yang sudah ikonik di zamannya adalah pertaruhan yang besar. Kemungkinan untuk sukses bisa terjadi, namun lebih besar kemungkinan untuk menjadi cacian banyak orang karena telah dianggap merusak film aslinya. Namun, kenyataan yang terjadi pada film Boy tahun 2011 adalah sebaliknya. Yang dihasilkan adalah film sederhana namun brilian. Masih memakai formula dan penempatan karakter yang mirip, Boy 2011 berhasil membawa cerita baru namun masih berkaitan dengan film Boy jadul yang sudah ikonik. Film ini tidak merusak film pendahulunya malah memberikan suatu ikatan tentang kehidupan anak Jakarta pada masing-masing zaman. Boy 2011 sucessfully mix it into recent social culture of Jakarta without patronizing. Malah ceritanya sangat dekat dengan kaum muda di Jakarta sehingga membuat ikatan itu semakin dekat. Juga ini film laki-laki Indonesia yang sangat bagus sejak Mengejar Matahari. Inilah film terbaik Indonesia di tahun 2011. #6 Hugo/2011/USA/128 mins/dir. Martin Scorsese 2011 is the year of homage, from spaghetti western to silent cinema to B-movie. Tapi diantara semuanya, Hugo lah yang pantas saya masukkan ke dalam daftar film terbaik di tahun 2011 ini. Hugo is lovely cinema experience about early cinema. Cerita sederhana tentang mimpi seorang anak dan kehidupan sang legenda film asal Perancis, George Méliès. Menonton film ini sama seperti belajar tentang sejarah awal dunia perfilman. Membuat saya tersenyum manis karena teringat dengan bahan kuliah Pengkajian Sinema Perancis ketika saya masih duduk di bangku universitas dulu. Inilah film anak-anak yang dihasilkan oleh sutradara yang lebih terbiasa dengan mafia, tembakan, darah, dan obat-obatan, yaitu Martin Scorsese. Walaupun mengantarkan kita ke cerita dongeng, Scorsese tetap tidak kehilangan daya imaginasinya. Malah Hugo adalah penghormatan Scorsese untuk dunia film. Sebab, baik Méliès maupun Scorsese sama-sama harta karun yang dimiliki dunia film. Even as a family movie, still no kids stuff in Hugo. #5 Midnight in Paris/2011/USA/94 mins/dir. Woody Allen Woody Allen tidak dapat dipisahkan dari sebuah kota. New York sudah "ditelanjangi" habis-habisan olehnya, sedangkan beberapa tahun terakhir ia sedang bermain-main di kota-kota Eropa. Dan tahun 2011, Woody Allen mencoba memberikan sihirnya di Paris, kota teromantis di dunia. Dan hasilnya adalah Midnight in Paris sebagai film termanis di tahun 2011. Diumurnya yang sudah tidak muda lagi, Woody Allen masih memiliki fantasi yang liar tentang makna kehidupan. Kali ini dia berbicara tentang mimpi, hasrat, cinta, dan romantisme masa lalu. In Paris, Allen draws his adventure about being a man with his wild fantasy and live with it. Film ini membuat saya ingin sekali merasakan jalan-jalan tengah malam di Paris atau mungkin di Jakarta (siapa tahu bisa bertemu dengan "hantu-hantu" seniman di Jakarta tempo dulu). Midnight in Paris is the basic form of the woodman. Sangat manis. #4 The Tree of Life/2011/USA/139 mins/dir. Terrence Malick Inilah salah satu penipuan terbesar bagi publik Indonesia ketika The Tree of Life tayang di bioskop. Dipikir hanyalah drama biasa dengan mega bintang Brad Pitt, ternyata yang muncul adalah teori big bang, dinosaurus, ungkapan-ungkapan alkitab, hidup, dan mati. The Tree of Life buat saya adalah perjudian terbesar Terrence Malick. Sebab, Anda bisa jatuh cinta dengan film ini (seperti saya) atau malah membencinya dan merasa rugi telah menghabiskan 50 ribu untuk menontonnya di bioskop (hello, walkout people). Sebab, tidak ada satupun orang di dunia ini yang mampu membaca pikiran Terrence Malick. Yang muncul adalah gambar-gambar puitis dan permainan simbolik tentang kehidupan. Semua yang ada di sini tampil jujur dan polos (Pitt, Chastain, Penn, dan McCracken). Dan ketika muncul pernyataan bahwa kita bukanlah "menonton" The Tree of Life tetapi lebih "bereksperimen" dengan film ini. Because The Tree of Life is more than just a movie, this is the main reason why 2011 is such an interesting year, as Malick's ode that mesmerize people. #3 A Separation aka Jodái-e Náder az Simin/2011/Iran/123 mins/dir. Asghar Farhadi A Separation adalah contoh yang jarang terjadi. Sebab, film ini adalah contoh bahwa film adalah bahasa yang universal, ketika perbedaan kata yang terdengar bukan menjadi masalah untuk ikut masuk ke dalam cerita. This movie defines about movie magic. Tidak adanya efek spesial ataupun set yang megah, A Separation "hanya" memotret tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Iran dan pergolakan tentang hubungan manusia sebagai makhluk sosial. Sutradara Farhadi berhasil menghipnotis penonton hanya dengan kesederhaan. Film ini banyak menunjukkan tentang macam-macam karakter manusia dan kebohongan demi sebuah kebaikan. Dari menit pertama film dimulai, emosi penonton masuk ke dalam film. Terima kasih untuk sudut pandang kamera yang sangat realistis. With strong script and powerfully act, A Separation tells the truth about human relationship. It will hurts you good. Sebab, tidak ada yang benar dan salah dalam film ini. #2 Warrior/2011/USA/140 mins/dir. Gavin O'Connor Sebuah film yang klise akan terus terlihat klise. Anda tetap tidak akan bisa menghilangkan ini dari Warrior. But, it turns Warrior into great, powerful dramatic experience about father and son, dignity, and losing. Bahwa tiga karakter utama, yang dimainkan dengan sangat baik oleh Hardy, Edgerton, dan terlebih Nolte, mempunya motif yang kuat tentang apa yang mereka anggap benar. Sedikit dari beberapa film di tahun 2011 yang berhasil membuat saya menangis ketika menyaksikannya. Warrior will knock your soul out. #1 Drive/2011/USA/100 mins/dir. Nicolas Winding Refn Bukan, Drive berada di posisi atas bukan karena Ryan Gosling, man-crush saya di tahun 2011. Tetapi karena Drive adalah film yang paling ambisius, paling gaya, paling tinggi sisi artistikinya, dan paling tajam. Anda hanya perlu menikmati film ini, lihat semua karakternya, dan bawa masing-masing perspektif yang Anda dapat. Dan ini tidak saya dapatkan ketika menonton film lain di tahun 2011. Hal tentang Drive sudah banyak saya jabarkan di tulisan saya yang sebelum. In short, Drive is pure cinema pleasure, my screengasm. Beautiful, just beautiful. Penampilan terbaik: Jessica Chastain sebagai Celia Foote dalam The Help (2011) Saya jatuh cinta dengan Jessica Chastain. 2011 adalah tahun Chastain bersinar. Hampir semua film ia bintangi, mulai dari The Debt, The Tree of Life, Coriolanus, Texas Killing Fileds, dan Take Shelter. Namu, diantara semua film tersebut, penampilan aktingnya yang paling prima adalah ketika dia harus memerankan seorang soacial misfit Celia Foote di film drama tentang rasisme kulit hitam, The Help. Saya merasa senang ketika melihat Chastain mengocok kantung bumbu ayam goreng sambil berkata "this is so much fun!" Yes, it's fun to see such a joyfull, cheering cinema moment in the year of 2011. Akting yang muncul adalah sesuatu yang manis, jujur, dan polos. Mungkin inilah kesempatan emas bagi Chastain untuk meraih Oscar di tahun 2012 mendatang. Film Teburuk: Transformers: Dark of the Moon (2011) Transformers: Dark of the Moon Inilah film yang paling membosankan karena hanya berisikan kaleng-kaleng yang bertempur selama 3 jam dalam fim yang sepertinya tanpa struktur cerita atau memiliki cerita yang tumpul, tidak masuk asak, serta sajian 3D yang memusingkan mata. Bila Micahel Bay tetap akan membuat seri keempat dengan bintang Jason Sthatam, i'll kill myself. 100.000 yang terbuang percuma di tahun 2011. Dari sekitar 20-an film yang saya buat daftarnya di tumblr ketika membuat "20 film terekomendasi untuk tahun 2011," hampir semuanya saya acungi jempol namun ada beberap yang ternyata meleset dari dugaan saya (film yang benar-benar buruk). Awal tahun 2012 nanti, saya juga akan membuat daftar "20 film terekomendasi untuk tahun 2012." (FBS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H