Lihat ke Halaman Asli

Fajar

PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

Akhirnya Presiden SBY Buka Suara juga terkait World Statesman Award 2013

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1369631319847839853

[caption id="attachment_263843" align="aligncenter" width="523" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption] Hari ini, Senin (27/05/2013), Presiden SBY buka suara juga untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari penghargaan World Statesman yang akan diterimanya dari lembaga nirlaba ACF di Amerika Serikat pada 30 Mei 2013 medatang. Sebelum bertolak ke Swedia dan As dalam rangka kunjungan kenegaraan, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Presiden SBY menyempatkan diri mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan berbagai hal terkait penghargaan yang diterimanya.

Ia menjelaskan penghargaan tersebut akan diterimanya bukan sebagai pribadi, tetapi sebagai seorang Presiden atas dasar penilaian yang menyeluruh dari pihak lembaga ini terhadap kinerja Presiden SBY, meskipun di tengah aneka kekurangan sebagaimana yang juga disoroti oleh sebagian masyarakat Indonesia yang menolak penghargaan ini.

"Dunia mengamati meski masih banyak kekurangan di negara kita. Sebagaimana yang saya ketahui, alasan (pemberian) penghargaan itu, misalnya kemajuan demokrasi kita, komitmen saya selaku presiden untuk membangun perdamaian, menyelesaikan konflik secara damai, penghormatan kepada HAM secara umum, peran dialog internasional, dan sebagainya," kata SBY (Kompas.com).

Selain itu, Presiden SBY juga menjelaskan bahwa tujuan perjalanannya ke Amerika Serikat pertama-tama bukan semata-mata untuk menerima penghargaan tersebut, tetapi penghargaan itu akan diterimanya di sela-sela agenda utama kunjungan kenegaraan yakni: pertemuan ke-5 Panel Tingkat Tinggi mengenai Agenda Pembangunan Pasca-2015. Hal ini disampaikannya sebagai bentuk klarifikasinya kepada masyarakat.

Beliau juga mengakui bahwa semua kritikan masyarakat terkait persoalan-persoalan kebangsaan didengarnya dengan baik dan dihargainya. Karena itu, ia meminta semua pihak untuk bekerja lebih keras lagi untuk membenahi hal-hal yang belum baik terutama terkait tindakan-tindakan yang belum mencerminkan kerukunan hidup antarumat beragama.

"Meskipun sekali lagi masih ada masalah-masalah di dalam negeri kita. Masih ada kejadian yang belum mencerminkan kerukunan hidup antarumat beragama, itu saya akui. Oleh karena itu, mudah-mudahan bagi saya sendiri, bagi bangsa Indonesia, hal-hal baik yang dilihat oleh dunia itu kita terima, kalau itu diakui. Kemudian kita harus buat lebih keras lagi, lebih serius, dan efektif lagi untuk memperbaiki yang belum baik di negeri kita ini," imbuh Presiden (Kompas.com).

Apa yang disampaikan Presiden SBY ini mau menunjukkan bahwa beliau bukanlah pemimpin antikritik. Ia mendengarkan semua kritikan dan masukan yang disampaikan oleh berbagai pihak yang menyoroti bahwa penghargaan ini tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi selama kepempinannya sebagai Presiden.

Dengan demikian, belum ada kata terlambat bagi Presiden dan semua masyarakat Indonesia. Momen pemberian penghargaan World Statesman kepada SBY selaku Presiden, Kepala Negara seluruh Warga Negara Indonesia menjadi momen refleksi bersama.

Kesempatan ini menjadi saat masyarakat Indonesia bisa mengevaluasi apa yang sesungguhnya terjadi selama masa kepemimpinan Presiden SBY. Bagi Presiden SBY sendiri, kesempatkan ini merupakan saat untuk bercermin sungguh-sungguh pada makna penghargaan tersebut di hadapan masukan sebagian masyarakat Indonesia di balik kritikan yang mereka lontarkan.

Penghargaan ini menjadi cambuk bagi bangsa dan terutama Presiden SBY untuk bekerja lebih giat dalam menegakkan supremasi hukum terkait kekerasan atas nama agama yang mulai marak terjadi belakangan ini. Masih beberapa bulan lagi Presiden SBY bisa berbuat sesuatu hal yang berarti kepada seluruh masyarakat Indonesia terkait dengan implementasi lanjutan dari penghargaan tersebut.

Jika penghargaan ini adalah penghargaan untuk rakyat Indonesia, maka ini juga bisa menjadi momen bercermin bersama: "apakah saya, anda, dan kita pantas menerima penghargaan ini? Sudahkah saya, anda, dan kita menciptakan kerukunan hidup bersama dengan sesama warga yang berlainan keyakinan dengan saya, anda, dan kita?"

Selamat untuk Penghargaan dan Pekerjaan Rumah yang akan diberikan kepada Presiden SBY yang mewakili seluruh masyarakat Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline