[caption id="attachment_175238" align="aligncenter" width="648" caption="Ekspresi Fraterniti Mengatasai Sekat-sekat (dok.pribadi)"][/caption]
Masa kecil adalah masa terindah. Masa menjadi kertas putih. Siap diisi dengan tulisan apa saja. Jika ditulis dengan baik, ia akan bertumbuh menjadi baik. Apa yang ditanamkan ketika masa kecil, itulah yang dituai ketika menjelang remaja dan dewasa. Jika ingin mengenang masa kecil nikmati ekspresi anak-anak negeri di bawah ini. Ekspresi anak negeri nun jauh di pedalaman Kalimantan ini. Mereka terlihat natural, tanpa polesan, tanpa kosmetik, tanpa takut bersentuhan akrab dengan alam.
[caption id="attachment_175242" align="aligncenter" width="648" caption="Ekspresi Polos Seperti Kertas Putih (Dok. Pribadi)"]
[/caption]
Masa kecil, masa tanpa beban. Masa bisa mengungkapkan diri apa adanya. Masa tidak perlu mengenakan topeng-topeng kehidupan. Masa kebebasan jiwa tanpa terkungkung nafsu akan prestise. Masa tidak penting menjaga imij.
[caption id="attachment_175239" align="aligncenter" width="641" caption="Ekspresi Bebas Tanpa Beban (Dok.Pribadi)"]
[/caption]
Masa di mana alam dijadikan sahabat. Masa di mana banjir dan lumpur bukanlah sebuah bencana yang mesti ditanggulangi tetapi sebagai berkah dari yang kuasa. Berkah karena mereka memiliki kebeningan hati untuk mengucapkan syukur atas apa pun yang tersedia di alam. Bagi mereka, alam, cuaca, seekstrim apa pun adalah wadah untuk mengungkapkan diri melalui permainan.
[caption id="attachment_175243" align="aligncenter" width="648" caption="Bagi Mereka, Banjir dan Lumpur Bukanlah Bencana (Dok.Pribadi)"]
[/caption] Bagi mereka, hidup bukanlah soal mengejar prestasi dan prestise yang sebagian besar merupakan ekspektasi orang tua. Hidup bagi mereka adalah arena permainan untuk mengakrabkan diri dengan sahabat dan alam yang membuat mereka bisa ceria dan tertawa lepas tanpa beban. Masa di mana jiwa mereka perlu diisi dengan suasana penuh suka cita. [caption id="attachment_175244" align="aligncenter" width="620" caption="Bersenda Gurau dan Menikmati Keceriaan Bersama Sahabat (Dok.Pribadi)"]
[/caption] Karena itu, pantaslah Kalil Gibran peduli akan anak dan menuangkan dalam syair yang kaya makna seperti berikut ini:
"Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri Mereka terlahir melalui engkau, tapi bukan darimu Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka, Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi.
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu