Malam ini, Metrotv menayangkan sebuah acara debat terbuka di bawah tema, "Menyelamatkan Negeri Aoutopilot." Tema ini diangkat dengan pra-anggapan bahwa sesungguhnya selama ini, negeri ini seolah-olah tidak dipimpin oleh seorang pilot atau presiden. Negeri ini telah terbang sendirian, tidak ada yang memberi arahan, tuntunan, dan pimpinan.
Diskusi ini dihadiri oleh para politisi partai, anggota DPR, para tokoh agama, pengamat politik dan ekonomi, dan perwakilan dari mahasiswa. Suasana diskusi berlangsung hangat selama dua jam lebih dan dipandu oleh dua moderator yakni Ali Ngabalin dan Kania Sutisnawinata.
Dalam perdebatan tersebut terbaca ketidakpuasan peserta dengan kinerja yang ditunjukkan oleh Sang Pilot negeri ini selama ini. Berbagai kasus diangkat dan dikritisi oleh peserta diskusi yang kesemuanya, menurut analisis saya, mengarah pada tiga kesimpulan bahwa:
- Negeri ini telah berjalan sendirian tanpa "kontribusi nyata" dari rezim yang sedang berkuasa
- Perlu dipersiapkan seorang pilot pengganti yang mampu mendaratkan pesawat dengan baik di pelabuhan yang aman.
- Rezim yang berkuasa (pilot pingsan dan perlu segera diganti). Sederhananya SBY-Budiono harus berhenti entah dengan cara mengundurkan diri atau diberhentikan melalui perturan perundang-undangan atau bila perlu diturunkan paksa melalui sebuah revolusi damai.
Pertanyaan terbesarnya adalah apakah dengan turunnya rezim yang sedang berkuasa, persoalan bangsa akan beres? Bukankah sama dengan usaha menggulingkan sebuah batu ke atas gunung? Adakah superman yang dalam waktu 2 tahun tersisa, sebelum PILPRES bisa membenahi berbagai hal chaos di negeri ini?
Dari diskusi tersebut sepertinya "merekomendasikan" kepada para mahasiswa dan rakyat untuk segera memanfaatkan momentum ini guna merealisasikan ketiga hal di atas. Kenapa harus mahasiswa? Karena forum tersebut menganggap bahwa para mahasiswa adalah masa depan negeri ini serentak menjadi agen pembaharu.
Apakah bandulpolitik di negeri yang katanya "tanpa pilot ini" akan bergerak sesuai dengan hasil diskusi di atas? Akankah SBY-Budiono mundur dalam waktu dekat? Apakah akan ada aksi-aksi seperti tahun 1998 dari para mahasiswa untuk menuntut mundur rezim SBY-Budiono? Ataukah akan terjadi revolusi damai di negeri ini ketika semakin banyak aksi turun ke jalan dari rakyat jelata saat ini terkait tanah?
Jika semuanya harus terjadi di hari-hari ke depan. Apakah akan ada perubahan wajah negeri ini menjadi jauh lebih baik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H