Lihat ke Halaman Asli

Fajar

PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

Akibat Latah, Ikut-ikutan Memaknai Hari Ibu

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_150692" align="aligncenter" width="500" caption="Sumber Gambar Ilustrasi: ruanghati.com"][/caption]

Hari ini, terpengaruh karena membaca tulisan sahabat-sahabat kompasiana untuk memaknai Hari Ibu, saya pun menelpon mama di rumah ingin mengungkapkan rasa rindu dan terima kasih. Sekali ngebel, langsung terdengar suara jawaban dan saya tahu itu suara mama. "Halo, dengan siapa ini?" Tanpa berpikir panjang, saya langsung marah-marah: "mama nih, masa dari nomor anak sendiri tidak tahu? Apakah nama dan nomor saya sudah dihapus di handphone rumah?"Mama hanya terdiam. Setelah jeda beberapa saat, saya baru ingat, mamaku tidak bisa membaca. Karena itu, wajar jika dia pasti akan selalu menanyakan pertanyaan yang sama kepada siapa pun yang menelpon ke handphone milik bersama di rumah.

"Ma, minta maaf ya. Saya baru sadar kalau mama tidak bisa membaca nama penelpon yang tampil di layar. Jadi wajar jika mama masih menanyakan siapa yang menelpon. Maafkan anakmu yang sudah marah-marah ya. Dan selamat merayakan hari ibu, saya mendoakan mama hari ini."

Terdengar suara tawa lepas di telinga saya, pertanda mama tidak tersinggung dan marah dikasari anaknya yang lupa daratan.  "Apa lagi tuh hari ibu?"

Eh, malu lagi. Baru nyadar juga, kalau mama tidak pernah tahu apakah ada hari ibu atau tidak. Yang mama tahu hanyalah apa yang terbaik dilakukan seorang ibu kepada suami dan anak-anak. Dia hanya tahu bagaimana mengurusi rumah tangga dan ayah di rumah. Dia tidak pernah tahu apakah ada hari khusus untuk mengenangkan kasih sayang kaumnya kepada anak-anaknya.

"Mama, meski mama tidak pernah tahu ada hari ibu, saya hanya mau meyakinkan mama bahwa kasih sayang mama tidak pernah saya lupakan. Tetap jaga kesehatan dan sampai jumpa tahun depan ketika ada jatah cuti ke rumah."

"Iya, hati-hati dan selalu jaga diri di negeri orang ya. Beda kampung, beda adat. Pandai-pandailah bawa diri selagi masih bertugas di situ. Bapakmu sakit-sakitan sekarang dan mama sibuk merawatnya. Seharusnya Hari Ayah yang dirayakan, sehingga kamu bisa bicara dengan ayahmu untuk menghiburnya."

Deg...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline