Lihat ke Halaman Asli

Fajar

PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

Biarkanlah

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_113979" align="aligncenter" width="361" caption="arantau.wordpress.com"][/caption]

Anganku melepasmu pergi...

Seribu detak berdentang keras iringi jejak hadirmu di nafasku.

Adamu seharusnya murni, tetap suci tak peduli apa mauku.

Sosokmu semestinya tak bercela, tanpa noda meski aku penuh dosa.

Namun keakuanku mengais keluar dari penjaranya di sisi terhitam jiwaku

Auranya tak tulus ingin mencengkerammu.

Aku ingin melepasmu pergi...

Kau dan aku berdiri di sepanjang sisi jalan,

tegar bergandengan saat dunia mencemooh

Kau dan aku meminum habis kesunyian,

diam kita tercenung saat malam terlelap.

Aku dan kau saling melempar kata,

kadang kau tak tahu aku menuju titik tergelapku.

Lalu kulihat untaian merah di jari kita memudar

secepat cahaya dan aku jadi monster yg menggali galaksi di antara kita.

Aku melepasmu pergi!

Kosong itu hanya sementara.

Hampa itu tak pernah abadi.

Kau bukan yg awal apalagi pertama.

Tinggalkan anganmu untuk jadi satu-satunya

dan terakhir.

Karena aku melepasmu...

Kau tak akan suka kekang itu

kini aku melepasmu...

Saat bosan mulai merajai

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline