Entah berapa novel digarap dengan tema cinta. Entah berapa puisi bermuatan cinta, apalagi lagu dan film. Cinta sebuah kata yang dalam sekaligus kadang menjadi dangkal ketika diucapkan tanpa penghayatan.Mengapa tidak pernah bosan menggarap tema cinta? Mengapa saya tidak pernah bosan mendengarkan lagu cinta? Mengapa saya tidak pernah bosan ketika orang yang dekat denganku mengataka: sayang aku mencintaimu. Mengapa?
Pada mulanya adalah cinta
Cinta melahirkan kehidupan dan bukan sex (coitus).Sex hanyalah salah satu bahasa cinta, sama seperti ketika saya mendapatkan hadiah yang kuimpikan ketika berulang tahun dari orang yang kucintai, sama seperti ketika orang yang kucintai menemani malam-malam kesepianku ketika aku terkapartakberdaya di pembaringan rumah sakit, sama seperti ketika orang yang kucintai hanya duduk diam dan menyimak dengan hati ketika kuungkapkan galau di hati. Cinta menjadi asal atau awal mula dari segala sesuatu.
Cinta: energi kehidupan
Ketika saya patah semangat, putus asa, tidak berdaya, sentuhan tangan penuh cinta dari sahabat di pundakku tanpa kata bisa menyemangatiku, memberikan inspirasi untuk bangkit kembali dari keterpurukanku. Dengan cinta hidup akan terus bergulir dengan bahan bakar yang cukup.
Cinta: Bahasa Universal
Ketika kita berbeda bahasa, berbeda budaya, berbeda agama, berbeda dalam segalanya, hanya ada satu bahasa yang bisa menyatukan dan mengatasi perbedaan itu yakni cinta. Cinta mampu merobohkan sekat-sekat dan tembok-tembok kebencian yang dibangun di antara manusia. Ketika terjadi bencana, bahasa cinta menggerakan hati banyak orang untuk ambil bagian dalam duku dan derita orang lain. Cinta menjadi bahasa universal yang mudah dipahami karena dirasakan, dinikmati, dan diresapi dengan hati.
Cinta: Menjadikan Segalanya
Jika cinta menjadi dasar segalanya yang menyebabkan segalanya ada. Maka cintalah yang menciptakan segala yang ada. Cinta mendasari segala sesuatu, menciptakan segala sesuatu, memungkinkan segala sesuatu. Cinta adalah bahasa dari yang menciptakan segala yang ada. Karena semuanya berasal dari cinta, maka semua dipanggil untuk saling mencintai “karena cinta hanya cukup untuk cinta” kata penyair besar K. Gibran. Langit dan bumi boleh lenyap tetapi cinta akan tetap ada selagi manusia masih mempunyai hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H