Lihat ke Halaman Asli

Fajar

PEZIARAH DI BUMI PINJAMAN

Akhirnya, Ahok pun Sadar

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, citra gaya komunikasi Ahok sebagai Wagub DKI Jakarta yang suka marah-marah dan dianggap 'kasar' oleh sebagian orang sudah mulai kurang disoroti. Hal ini rupanya terkait dengan usaha Ahok untuk perlahan-lahan menerima kritikan masyarakat agar lebih santun lagi dalam teknik komunikasi publik. Ia mengakui bahwa ia memang belajar untuk menerima kritikkan masyarakat dan berusaha untuk mengubahnya.

Meskipun gaya bicara Ahok yang tegas dan blak-blakkan untuk sebagian masyarakat lainnya masih dinilai wajar karena bagi kelompok ini yang terpenting adalah pesan/isi pebicaraan Ahok, bukan bungkusnya. Meskipun demikian, Ahok memang membuktikan bahwa dia bukanlah pemimpin anti kritik, sejauh kritik yang disampaikan masyarakat itu membangun.

Terkait kesantunan dalam gaya komunikasi publik ini, bagaimana pun tetaplah penting bagi seorang pemimpin. Mengapa? Karena seorang pemimpin harus berusaha dengan berbagai cara agar perintah dan himbauan bisa diterima dan dilakukan oleh masyarakat. Berbica soal cara, berarti berbicara soal teknik berkomunikasi efektif tanpa menimbulkan antipati publik.

Komitment Ahok untuk mengubah model komunikasinya tidak lantas kemudian menghilangkan kelugasannya dalam menyampaikan suatu hal. Ahok harus tetap menjadi dirinya sendiri dengan segala ketegasan dan keberaniannya untuk melawan segala hal yang tidak sesuai dengan konstitusi yang baginya menjadi lebih penting dibandingkan kitab suci agamanya dalam konteks dia sebagai seorang pemimpin negara. Karena orang yang dikenal tegas/prinsipil dan tidak kompromistis terkait suatu hal tidak selalu identik dengan kasar. Bisa saja seorang pemimpin tetap tegas dan prinspil, meskipun tampilan gaya komunikasinya santun dan lembut.

Dalam hal ini, sebagai Wagub DKI Jakarta, Ahok pun bisa belajar banyak dari cara Jokowi menghadapi dan menanggapi sebuah persoalan. Ahok memang harus men-solo-kan diri bersama Jokowi jika ia ingin diterima oleh masyarakat Jakarta yang selama ini sepertinya ada yang sangat anti terhadap gaya berbicaranya yang dikatakan kasar/keras. Pergaulan dan kerja sama dengan Jokowi memang perlahan-lahan membantu Ahok untuk lebih santun, ala wong Solo dalam bertutur kata.

Maju terus Ahok memimpin Jakarta sebagai Wabub dengan ketegasanmu yang dibalut dalam kesantunan berbahasa ala Jokowi!

Baca:

Tamparan Keras Buat Ahok: Belajar Lebih Wise!

Ahok Belajar jadi Pemimpin Santun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline