Sampai saat ini sudah sekitar 3 tahun Tina menjalani kehidupannya yang baru sebagai seorang muslimah. Tina melakukan tobat nasuha disertai dengan ketaatan ibadah yang konsisten. Kehidupan Tina sebelumnya banyak dijalani dengan kehidupan malam, bahkan lebih dari itu ia pun dapat dikatakan menjadi wanita malam.
[caption id="attachment_322080" align="alignright" width="300" caption="detik.com"][/caption]
Kini Tina dapat menjalani kehidupannya dengan lebih tenang. Kebutuhan hidup duniawinya bisa ia penuhi dengan menjalankan bisnis yang halal dengan membuka rumah makan yang cukup besar. Kehidupan agamanya banyak diisi dengan kegiatan sosial dengan menjadi salah satu aktifis di sebuah panti asuhan yatim piatu.
Setenang apapun kehidupan seseorang selalu saja akan dilalui dengan cobaan pada suatu waktu., Demikianlah yang terjadi pada diri Tina. Suatu hari ia merasakan nyeri di bagian pahanya, yang ternyata di bagian tsb ada sebuah bonjolan sebesar kacang hijau yang makin lama makin besar dan kini berikuran sebesar kelereng. Rasa nyerinya cukup mengganggu kehidupan Tina.
Masalah besar terjadi ketika dokter menganjurkannya untuk melakukan pemeriksaan lab, ternyata bonjolan tsb termasuk sejenis kanker ganas. Tina dianjurkan agar segera melakukan tindakan operasi agar kanker tsb tidak menyebar ke seluruh tubuh.Kanker ganas dan operasi adalah 2 hal yang sangat ditakuti Tina.
Tina memutuskan untuk mencoba pengobatan alternatif yang sering ditayangkan oleh sebuah stasiun TV swasta. Di situ ia sering melihat seorang ustadz muda ganteng yang katanya bisa mengusir hantu dan menyembuhkan berbagai penyakit dengan menggunakan ayat-ayat suci.Kabarnya ustadz yang terkenal dengan nama Ustadz Al Manuk Ngagaruk tsb juga melayani pengobatan gratis dengan metode doa bersama .
Singkat cerita Tina pun mendatangi utadz tsb dengan diantar oleh seorang teman kerjanya yang bernama Mira, dipanti asuhan yatim piatu.Sesampainya di sana ternyata pasien sang ustadz cukup banyak. Cukup lama juga Tina menunggu giliran. Dia cukup kaget juga ketika ia dikenakan biaya pendaftaran yang cukup mahal. Dan ia pun menjadi lebih kaget lagi ketika ia kembali harus membayar biaya yang lebih mahal lagi ketika pengobatan akan segera dimulai.
Sang ustadz memandang wajah Tina tanpa berkedip. Seketika itu juga Tina merasa terpesona bukan saja karena ketampanan ustadz muda tsb tapi juga ada hal lain yang tidak dimengerti yang membuat kesadarannya menjadi agak berkurang.
Sang ustadz tersenyum sambil berkata: “Anda terkena santet. Pengobatannya sangat berat. Saya mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan pasien seperti anda. Uang jutaan atau miliyaran tidak ada artinya dibandingkan dengan nyawa.”
“Oh ya …. Betul Pak Ustadz. Saya tidak mempersoalkan biayanya. Yang penting sembuh dan saya bisa kembali beribadah dengan tenang” Tina menanggapi kata-kata sang ustadz.
“Silakan masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Teman anda harus menunggu di luar agar proses pengobatan tidak terganggu.”