Lihat ke Halaman Asli

Berjalan Kala Senja

Diperbarui: 16 September 2024   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Ketika berjalan dikala senja dengan tujuan yang belum tau ujungnya, hanya sekedar melepas penat untuk melepas hari. Terkadang itu terjadi karena memang kesibukan hari yang begitu menerpa dalam kehidupanya itu terkadang juga bingung untuk mengadu kepada siapa harus mengadu hidupnya ini. 

Dengan berjalan di kala senja adalah sebagai salah satu pilihan untuk mengadu semua keluh kesah kehidupan itu. Mungkin kejadian ini dialami semua orang dikala mengalami kegelisahan hati atau bahkan sedang mengahadapi suatu masalah dengan pasanganya, yang menjadikanya sebagai obat tanpa dosis namun hanya menghabiskan tenaga untuk berjalan. berjalan di kala senja juga tak selalu dikonotasikan dengan hal yang galau dan sedih namun sering juga dengan kebahagiaan dan penuh ceria. 

Dengan ini penulis ingin  mengungkapkan sebuah pesan di dalam tersiratnya sebuah makna di dalamnya dengan hati yang penuh dengan kegelisahan bingung dengan keadaaan bahkan tak tau untuk berkata seperti apa hidup ini akan berjalan dengan semestinya. Tidak ada orang untuk mengadukan bukan berati tidak bisa mengeluarkan semua kegelisahan/ unek unek dalam kehidupanya. melihat indahnya sang fajar beganti dengan bulan yang menjadikanya senja di penghujung hari, adalah salah satunya walaupun tidak bisa melepaskan dengan kata namun sama sama melepaskan dengan penuh suka cita. 

Semuanya hanya menghitung waktu kapan untuk berhenti mengangisi diri  atau ingin melupakan masalah itu dengan sendirinya, pada dasarnya masalah itu akan menghilang tanpa harus dengan perantara. Tetapi di dalam kehidupan kita yang karena di lahirkan dengan suatu kemanjaan menjadikan semua harus dengan pelepasan atau perpisahan yang dimana menjadikan menyembuhakan suatu masalah harus dengan demikian. tapi tak mengapa karna pada intinya sama yaitu melepaskan semua keluh kesah dalam diri yang sudah lama mengganjal. 

Terkadang kita harus memilih mau seperti apa yang harus kita lalui dan apa yang harus kita korbankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline