Judul Buku : Sejarah Komunikasi Umat Manusia
Pengarang : Morissan, Ph.D.
Penerbit : Prenada media
Tebal buku : 354 Halaman
Harga buku : 122 ribu rupiah
Sangat menarik bagi keilmuan dan pentingnya kita memahami buku "Sejarah Komunikasi Umat Manusia" yang diterbitkan oleh Prenada Media adalah karya Morissan, Ph.D. yang mengupas tuntas perjalanan panjang komunikasi manusia dari zaman prasejarah hingga era digital saat ini. Buku ini menawarkan perspektif menyeluruh tentang bagaimana komunikasi telah berkembang seiring dengan kemajuan peradaban manusia. Aspek-aspek penting dari sejarah komunikasi dibahas, seperti "Komunikasi Prasejarah".
Bab pembuka buku ini membawa saya dan pembaca lainnya ke masa-masa awal manusia, mengulas tentang komunikasi non-verbal dan simbol-simbol awal yang digunakan oleh manusia prasejarah. Penulis menjelaskan bagaimana lukisan gua, ukiran, dan bahasa isyarat menjadi bentuk awal dari interaksi manusia, mencerminkan kebutuhan untuk berbagi informasi dan pengalaman. Sangat senang sekali dapat memahami bagaimana di masa pra-sejarah, homo sapien membangun Bahasa, kesenangan bergosip, lalu bagaimana mereka mebangun mitos dan fiksi. Misalnya bagaimana mereka membangun perusahaan dengan ribuan karyawan, membangun kota dengan ratusan jiwa penduduk bahkan membangun negara.
Dilanjutkan dengan kemunculan tulisan dan angka. Buku ini membahas revolusi besar dalam sejarah komunikasi dengan penemuan tulisan. Morissan menguraikan bagaimana sistem aksara Mesir kuno, aksara cuneiform dari Mesopotamia, dan alfabet Yunani kuno mengubah cara manusia merekam dan menyebarkan informasi. Ini sangat luar biasa bagaimana mereka membentuk sedemikian rupa. Karena basically penemuan tulisan tidak hanya mempermudah penyimpanan pengetahuan, namun juga memperluas jangkauan komunikasi lintas generasi dan lokasi.
Penyatuan umat manusia pun dibahas di buku ini, dalam proses komunikasi selama ribuan tahun, homo sapien terbiasa memandang manusia dalam dia kelompok, yaitu "kita" & "mereka". Kita adalah orang-orang terdekat dalam kehidupan seseorang, dan mereka adalah orang lain. Setelah itu bermunculan komunikasi bisnis, kemunculan mata uang yang mana uang menyatukan umat manusia. Lalu, kemunculan komunikasi politik sehingga sampai membangun komunikasi antarbudaya.
Tak lupa komunikasi religious juga hadir di buku ini. Animisme sebagai agama local atau agama yang sebagaimana dianut kelompok pemburu di lembah gangga dan indus memiliki cara pandang yang sangat local yang menekankan pada hal-hal unik yang ditemui pada cuaca, fenomena dan di tempat tertentu. Revolusi pertanian disertai pula dengan revolusi agama. Manusia pemburu dan peramu pada masa pra-sejarah berburu hewan liar dan meramu tanaman yang mereka pandang memiliki status dan kedudukan yang setara dengan mereka. Revolusi pertanian pada awalnya tidak terlalu memberikan pengaruh kepada system kepercayaan animism yang masih berlaku saat itu.
Mereka mempercayai makhluk gaib atau roh, baik roh baik maupun roh jahat, dan setiap objek penting di dekat tempat tinggal manusia seperti mata air atau pohon besar, memiliki penunggu yaitu para makhluk gaib itu. Dalam pandangan animisme, manusia hanyalah salah satu dari sekian banyak dari makhluk penghuni dunia. Dengan kata lain manusia bukan factor yang menentukan stabilitas ekosistem dunia. Politeisme berpandangan sebaliknya, dunia adalah gambaran dari hubungan antara manusia dan dewa. Kebaikan dan dosa yang dibuat manusia, do'a yang dipanjatkan dan persembahan korban yang diberikan manusia menentukan nasib keseluruhan ekosistem. Bencana alam seperti banjir atau gempa bumi yang menimbulkan korban nyawa dan harta benda adalah akibat ulah manusia yang menyebabkan dewa marah.
Yang paling interesting adalah bagaimana penulis menulis revolusi ilmu pengetahuan, seperti pemikir visioner Isaac Newton telah mendorong umat manusia untuk melihat alam semesta dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan newton menjadi pelopor bagi kemunculuan revolusi ilmu pengetahuan modern yang dinilai sebagai periode perubahan drastic dalam pemikiran ilmiah. Hal ini terjadi pada abad ke-16 dan ke-17 menggantikan pandangan Yunani tentang alam yang telah mendominasi sains selama hampir 2.000 tahun.
Manusia modern menunjukan kepercayaan besar terhadap diri mereka sendiri melalui riset. Seperti apa sih hubungan riset, politik dan ekonomi? Nah, ilmu pengetahuan modern dalam upaya mendapatkan Sebagian jawaban dari pertanyaan tersebut karna ilmu pengetahuan dewasa ini berbeda dari tradisi ilmu pengetahuan sebelumnya.
- Mengakui Ketidaktahuan. Ilmu pengetahuan modern berpijak pada ungkapan latin ignoramus yang artinya "kami tidak tahu". Ungkapan ini memiliki asumsi bahwa manusia tidak mengetahui segalanya. Hal ini bahwa sebenarnya apa yang selama ini kitab isa jadi dengan seiring berjalannya waktu bertambahnya pengetahuan yang kita peroleh, tidak ada konsep, ide atau teori yang sacral dan tidak bisa dipertanyakan.
- Observasi dan Matematika. Setelah mengakui ketidaktahuan, Langkah selanjutnya adalah mendapatkan pengetahuan baru. Yang mana hal tersebut didapatkan dari hasil pengamatan atau research dan menggunakan instrument matematika untuk menghubungkan hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan yang berpotensi menjadi teori jika kesimpulan yang diperoleh dan didukung berbagai penelitian lainnya.
- Mendapatkan kekuatan baru. Ilmu pengetahuan modern tidak cukup puas dengan hanya menghasilkan teori. Teori yang diperoleh harus dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan baru, dan secara khusus teori digunakan untuk mengembangkan teknologi baru.
Munculnya kesadaran bahwa manusia tidak mengetahui jawaban terhadap banyak pertanyaan penting menjadi pendorong bagi munculnya revolusi ilmu.