Empat orang pria duduk membelakangi sebuah backdrop bertuliskan Tablig Akbar: Syariat Islam Sebagai Solusi Terbaik; Negeri Idaman Harapan Ummat. Di kanan kiri backdrop terpampang bendera hitam bertulis Allah Rosul Muhammad (dalam bahasa Arab) menghiasi ruangan. Bangunan semi permanen yang sebagian berdinding seng itu nampak penuh disesaki pengunjung.
Terlihat seorang pria berjenggot panjang antusias berbicara sambil memegangi mic kecil di depan puluhan pendengarnya. Tampak juga Munarman, juru bicara Front Pembela Islam, duduk mendampingi bersela satu orang. Sementara di sisi kanan orang yang sedang berbicara itu, pembawa acara tampak sigap merespon ajakan takbir dengan mengacungkan tangan sambil berteriak Allahu akbar diikuti oleh seluruh peserta.
Sang pembawa acara lalu mengambil kendali mic, dan mengajak para peserta untuk menirukan naskah baiat kepada Abu Bakar al Baghdadi, pendiri ISIS. Tak berselang lama, baiat pun diikrarkan. Terlihat para peserta amat bersemangat menirukan kalimat baiat sambil terus mengacungkan telunjuknya ke langit-langit.
****
Pemandangan tadi adalah segelintir aktivitas pro ISIS yang terekam kamera dan diambil gambarnya pada 25 Januari 2015. Pada saat tulisan ini dibuat, videonya masih bisa kita temui di situs berbagi video, Youtube. Muh. Basri, orang yang menjadi pembicara dalam forum tersebut kemudian ditangkap oleh tim Densus88 tiga bulan setelah itu.
Geliat dukungan pada ISIS yang diinisiasi oleh berbagai ormas Islam garis keras nyata-nyata ada di Indonesia. Mereka bergerak di bawah tanah menggalang dukungan dari pelosok ke pelosok, dari satu kota ke kota yang lain untuk satu tujuan: menegakkan negara Islam.
Konsepsi mengenai negara Islam seperti apa yang hendak mereka dirikan memang masih belum jelas. Tapi umumnya mereka bersepakat, bahwa ISIS adalah salah satu "prototipe" negara Islam yang mereka maksud.
Dan dengan melihat sepak terjang ISIS selama ini, seharusnya kita bisa dengan mudah untuk mengatakan bahwa apa yang orang-orang tadi lakukan tidak bisa dibiarkan.
Semenjak diumumkan pembubarannya bulan Mei lalu, beberapa ormas yang selama ini getol menuduh pemerintah ini toghut, gencar bermanuver untuk mencari selamat. Seringkali manuver yang mereka lakukan juga tampak kontradiktif. Salah satunya soal sikap mereka pada Perppu No. 2 tahun 2017 tentang Pembubaran Ormas yang baru saja diteken Presiden. Betapa tidak, mereka yang selama ini menuduh negara ini sesat dan tidak sesuai dengan "hukum Allah" tetiba hendak mengajukan judicial review,yang kita tahu adalah salah satu mekanisme yang digunakan oleh negara yang mereka sebut toghut laknatullah.
Tapi bukan HTI namanya jika tak pandai berkilah. Toh selama ini mereka memang bermain di dua kaki. Pakai standar ganda. Oh saya tidak mengatakan mereka adalah kaum munafikun loh, tapi begini, di tingkat pembesar-pembesarnya mereka menyatakan setia pada NKRI sambil memastikan gerakan akar rumputnya menyulut kebencian pada negara dus pemerintahnya.
Brosur, poster, dan ulasan yang mereka buat terlalu kuat untuk tidak mengiyakannya.