Sulit, sama sekali tidak mudah untuk terus berjalan. Tidak sendirian, memang. Ada belahan jantung disisi, beriringan. Semakin jauh berjalan terasa semakin tidak dekat jarak ke tujuan. Perlahan dan tidak pasti kapan sampai. Kebahagiaankah atau kesengsaraan berlebih yang menyambut kelak dihadapan?
Berkeliaran bebas dalam angan sejuta peristiwa berkesan. Masa lalu, memang. Ada dibelakang dan tidak pernah kembali. Sudah pasti. Menjadi monumen angkuh sukacita masa lalu. Doa-doa berlimpah kala itu apakah sia-sia kini membuang harapan?
Tak bisa disesali karena sudah terjadi. Sulit diterima dalam keterbatasan diri. Bergejolak batin bertanya kepada Ilahi mengapa semua ini terjadi. Pergulatan dalam hati tiada pernah berhenti. Belum. Tetapi sampai kapan?
Jakarta, 29 Oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H