Jengkol dikenal masyarat luas memiliki aroma yang tidak sedap dikarenakan buah jengkol mengandung senyawa yang tersusun dari dua asam amino sistein dan sulfur yang diikat oleh satu gugus metil pada atom belerangnya. Asam amino sistein dan sulfur itulah yang berperan pada aroma urin sehingga menimbulkan bau menyengat cenderung tidak sedap sehingga senyawa ini yang menjadi penyebab dari aroma jengkol yang dapat menusuk hidung.
Kulit jengkol atau yang bisa disebut dengan Pithecellobium jiringa termasuk dalam golongan limbah organik yang berserakan di pasar tradisional dan tidak memberikan nilai ekonomis sama sekali, bahkan dapat merusak lingkungan karena dapat menyubat saluran air dan mengakibatkan banjir. Hal tersebut menunjukkan bahwa perhatian masyarakat sekitar dan pemerintah akan kulit jengkol masih sangat minim serta terbukti tidak berguna dengan dikategorikannya menjadi sampah organik yang dapat mengganggu.
Berdasarkan rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai limbah kulit jengkol yang berpotensi mencemari lingkunga, polusi udara, serta banyak kebutuhan pasar mengenai alat pembersih rumah tangga, maka dari itu muncul inovasi baru dari mahasiswa PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) Sekolah Vokasi IPB University yang terdiri dari Rafi Kansa Aganindra, Fajar Kurnia Laily dan Ilham Fadillah Al Kaustar dengan Dosen pendamping Ridwan Siskandar S.Si., M.Si., yaitu JenQ (Jengkol Qita).
Produk JenQ merupakan sebuah inovasi pembuatan pembersih alat rumah tangga dengan ekstrak kulit jengkol yang dimana pada produk JenQ menggunakan bahan utama dengan limbah kulit jengkol yang dapat diperoleh dari pasar, petani jengkol, para ibu rumah tangga, pengusaha kuliner, dan cathering. Penggunaan ektrak kulit jengkol pada produk JenQ diharapkan dapat mengurangi limbah kulit jengkol yang mencemari polusi tanah dan udara serta dapat menjadi sabun pencuci piring ramah lingkungan sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani jengkol, bahkan masyarakat menengah ke bawah.
Keunggulan dari produk sabun cuci piring JenQ yaitu ramah lingkungan, harga terjangkau, tidak panas di tangan, dan menggunakan kemasan botol pump yang dapat diisi ulang jika sudah habis. Bagi setiap orang mungkin masih bertanya tentang bagaimana aroma dari sabun cuci piring JenQ. Aroma dari JenQ sudah tidak terdapat aroma jengkol yang tersisa sehingga sudah harum karena menyatu dengan daun jeruk nipis .
Sampai saat ini, produk JenQ sudah terjual di berbagai daerah di Indonesia seperti Jabodetabek dan Jawa Timur. Tim PKM JenQ berharap agar pemasara dapat meluas mencakup pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Pengenalan sabun cuci piring berbahan dasar utama kulit jengkol memanfaatkan platform digital seperti whatsapp, instagram, facebook dan twitter. Sedangkan untuk pemasaran produk JenQ dilakukan dengan cara memanfaatkan akun media sosial Instagram @Jenq.id. Kami juga menyediakan online shop shopee, tokopedia serta menggunakan media WhatsApp dalam pemesanannya. Terlepas dari kegiatan PKM, harapannya produk inovasi JenQ ini dapat semakin berkembang dan mencapai target pasar baik dalam negeri ataupun luar negeri sekaligus dapat memperkenalkan manfaat tanaman lokal asli Indonesia ke kancah internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H