Setelah begitu banyak menyaksikan pernikahan yang gagal atau hancur di keluarga dan teman-teman, saya memutuskan untuk menuliskan artikel tentang pernikahan.
Apa itu pernikahan?
Sebuah akun Facebook bernama Lessons learned in life Inc. memposting sebuah quote seperti ini: Sebuah hubungan seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman bukan menjadi zona peperangan.
Itu sesuai dengan definisi saya tentang pernikahan sebagai sebuah tempat berlindung yang aman.
Sebuah gambaran yang sempurna dari definisi ini bisa dilihat dari perkawinan antara Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah.
Ketika Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu, orang pertama tempat beliau menceritakan apa yang sudah beliau saksikan adalah istrinya yaitu Khadijah.
Kemudian Khadijah pun menghibur dan menyakinkannya bahwa beliau tidaklah gila dan bahwa sebenarnya beliau telah menjadi manusia terpilih oleh Allah untuk melaksanakan tugsanya.
Di media barat umumnya, salah satu friksi utama dalam sebuah pernikahan adalah uang.
Dalam Islam Al-Qur'an menyebutkan:
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar. (An-Nisa', 34)
Namun, bagaimana bila sang suami tidak kaya, atau hanya berpenghasilan kecil?