Lihat ke Halaman Asli

Faizwaghani averoes

Siswa MTsN padang panjang

Resensi Novel "Laskar Pelangi"

Diperbarui: 22 Mei 2024   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Book. Sumber ilustrasi: Freepik

RESENSI BUKU NOVEL LASKAR PELANGI
IDENTITAS BUKU :

Judul buku : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Gendre : Roman
Penerbit. Bentang Pustaka, Yogyakarta
Tanggal Terbit. : 2005
Halaman. : 529
ISBN. : 979-3062-79-7

Laskar Pelangi" adalah sebuah epik luar biasa yang membawa pembaca ke dalam realitas
kehidupan di Pulau Belitong, Indonesia. Ditulis oleh Andrea Hirata dan pertama kali diterbitkan pada tahun 2005, novel ini menjadi karya sastra terkenal yang menggambarkan kisah persahabatan, keberanian, dan perjuangan di tengah keterbatasan. Cerita dimulai dengan pengenalan tokoh utama, Ikal, seorang anak laki-laki dari keluarga miskin di desa Gantong, Pulau Belitong. Bersama teman-temannya yang penuh semangat, mereka membentuk kelompok bernama Laskar Pelangi, sebuah simbol semangat dan keberanian untuk menghadapi kesulitan.

Andrea Hirata mengajak pembaca menelusuri perjalanan hidup Laskar Pelangi seiring berjalannya waktu. Keenam anggota laskar, Ikal, Lintang, Mahar, A Kiong, Harun, dan Sahara, masing-masing memiliki cerita unik dan memberikan warna tersendiri pada narasi. Persahabatan mereka menjadi katalisator utama yang menggerakkan cerita ini, menghadirkan dinamika hubungan yang sarat emosi.

Novel ini secara brilian menggambarkan ketegangan sosial di Pulau Belitong pada era 1970-an. Sekolah Muhammadiyah, tempat Laskar Pelangi belajar, menghadapi ancaman penutupan karena minimnya siswa dan kondisi fisik yang memprihatinkan. Andrea Hirata dengan tajam menyoroti tantangan ekonomi, kurangnya infrastruktur pendidikan, dan keterbatasan aksesibilitas yang dihadapi oleh anak-anak miskin di daerah tersebut.

Kisah ini juga menampilkan peran penting Bu Muslimah, seorang guru yang berdedikasi di Sekolah Muhammadiyah. Dengan semangatnya, Bu Muslimah membimbing dan memberikan dorongan kepada para siswa, menunjukkan bahwa pendidikan memiliki kekuatan untuk merubah takdir dan mengatasi hambatan sosial.

Dalam setiap halaman, Andrea Hirata memasukkan elemen humor yang cerdas, menyelipkan situasi lucu dan kejadian menghibur yang membuat pembaca tersenyum. Humor ini menjadi katalis yang meringankan beban kisah yang pada intinya menghadirkan realitas kehidupan yang keras.

Satu aspek kunci dalam "Laskar Pelangi" adalah pemberian warna lokal yang kuat. Andrea Hirata menggambarkan keindahan alam Belitong, kearifan lokal, dan tradisi  dengan begitu rinci sehingga pembaca seolah dapat merasakan atmosfer pulau tersebut. Hal ini memberikan dimensi ekstra pada cerita, menjadikannya lebih hidup dan mendalam. 

Saat membahas pemberontakan G30S PKI, novel ini menciptakan suasana yang tegang dan dramatis, memperlihatkan dampak politik pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa "Laskar Pelangi" tidak hanya sekadar kisah persahabatan, tetapi juga refleksi sejarah dan realitas sosial pada masa tertentu.


Dengan gaya penceritaan yang kaya, Andrea Hirata berhasil menciptakan karya yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga mengajak pembaca merenung tentang makna hidup, persahabatan, dan kekuatan pendidikan. "Laskar Pelangi" bukan hanya sekadar novel, tetapi suatu perjalanan emosional yang memperkaya jiwa pembacanya. Novel ini tidak hanya memberikan gambaran tentang kehidupan di Belitong, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk berani bermimpi dan mengatasi segala rintangan dalam meraih cita-cita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline