Istilah trauma dan fobia sering digunakan untuk menggambarkan perasaan takut atau cemas berlebihan. Rasa takut merupakan hal yang wajar jika disebabkan oleh hal-hal yang memang perlu diwaspadai misalnya takut diserang binatang buas atau takut jatuh
saat mengemudi sepeda motor. Namun, rasa takut atau cemas pada sesuatu yang semestinya tidak perlu, bisa digolongkan dalam kondisi gangguan mental.
trauma adalah suatu kondisi yang muncul akibat pernah mengalami kejadian traumatik, atau kejadian buruk yang membekas dan mengganggu. Misalnya kita pernah menabrak sesuatu saat bersepeda, akibatnya kita merasa takut jika mengendarai sepada lagi. Keadaan trauma seseorang juga bisa berbeda-beda tergantung seberapa parah atau kejadian buruk yang menimpanya sebelumnya.
Meskipun suatu kejadian dapat dikategorikan sebagai kejadian traumatik, tetapi belum tentu membuat trauma semua orang yang mengalaminya. Misalnya kecelakaan kendaraan bermotor, bagi seseorang mungkin ini membuatnya trauma berkendara, tapi tidak menimbulkan trauma pada orang lain.
Berbeda dengan trauma. Fobia merupakan istilah psikologis yang digunakan untuk menyebut sebuah kondisi seseorang yang mengalami ketakutan berlebihan terhadap sesuatu, bahkan untuk hal yang tidak menakutkan bagi orang lain. Seperti takut ketingggian atau acrophobia, takut kegelapan atau achluophobia, takut pada hewan-hewan tertentu.
ciri-ciri dan jenis dari phobia itu sendiri;
1. Gangguan Cemas Fobik Spesifik
Pada gangguan ini memiliki tipe hanya khwatir ataupun mengalami kecemasan di saat kondisi terentu semata. Biasanya kondisi ini pun akan dihindari agar kecemasannya tak akan muncul lagi. Misalkan saja adalah seperti takut ketinggian, takut pada tempat yang tertutup, takut pada binatang tertentu. Kebanyakan hal ini pun seringkali dianggap sebagai hal biasa, karena jika tak ditemui pencetusnya, maka orang tersebut data merasakan aman-aman saja.
2. Gangguan Kecemasan Menyeluruh
Gangguan dengan tipe ini biasanya seringkali dialami sebagian wanita daripada pria. Kebanyakan para pasien akan sangat mengeluh saat perasaan khawaitir tersebut muncul secara berlebihan dan tak rasional. Kecemasan yang cenderung berlebihan ini tak dapat dilawan dan juga mengenai hampir keseluruhan aspek kehidupan para penderitanya.
Paling sering mereka yang mengalaminya adalah tentang kesehatan, masa depan, dan keluarga. walaupun di dalam prakteknya pasien dengan gangguan cemas menyeluruh ini tak selalu murni hanya mengeluh kekhawatiran yang berlebihan, terkadang ia mengalami pula sedikit gejala-gejala otonom seperti pada jantung yang berdebar dan sesak napas. Ada pula kalanya ia juga mengalami keringat dingin maupun gemetaran.
3. Gangguan Kecemasan Panik
Kondisi ataupun phobia yang seringkali diartikan sebagai sebuah serangan panic yang mana ia berlangsung secara tiba -- tiba dan memang menakutkan bagi banyak orang. Orang pun akan langsung terpikirkan mengalami serangan jantung dan jika mengalami hal ini. Jalan pertama untuk mengatasinya adalah dengan langsung menuju IGD RS terdekat.
4. Gangguan Cemas Phobia Sosial
Gangguan cemas phobia sosial atau yang sering kali disebut dengan phobia sosial merupakan tipe gangguan kecemasan yang ditandai dengan munculnya kecemasan yang berada dalam posisi diperhatikan, dinilai ataupun di ruang public di mana ia mengalami kekhawatiran jika menjadi pusat perhatian.
5. Gangguan Stess Pasca Trauma
Gangguan kecemasan tipe ini biasanya ada dalam peristiwa yang menyebabkan terauma pada diri dan juga mengancam integritas (keutuhan) diri sendiri. Misalnya saja ia lolos dari kecelakaan maut, perkosaan, dan lain sebagainya yang mana peristiwa tersebut menjadi pemicu terjadinya gangguan ini (stress pasca trauma).
Bagi mereka yang mengalami fobia, maka akan timbul reaksi berlebihan ketika berhadapan dengan hal yang ditakuti misalnya berteriak, panik, cemas, keluar keringat dingin, atau badan jadi kaku dan mungkin tidak bisa melakukan apa-apa. Dalam keseharian, mereka juga akan terus berusaha menghindari objek yang membuatnya takut. Fobia dapat disebabkan oleh banyak hal. Salah satu penyebab utamanya adalah kejadian traumatis, meskipun tidak semua trauma berujung pada fobia.