Hai diriku di masa lalu, apa kabar sahabat kecilku?Akhir-akhir ini aku selalu mengingat dirimu. Teringat oleh ku ketika kamu berjuang melewati kesulitan-kesulitan yang bertubi-tubi kamu hadapi. Di usia yang cukup belia kamu sendirian tanpa teman yang menemani. Aku tahu kamu dahulu adalah anak yang menderita disleksia dimana kamu mempunyai masalah dalam proses belajar.
Ya waktu itu kamu baru bisa membaca dan menulis pada usia 10 tahun atau sekitar kamu kelas 5. Karena itulah aku ingat kamu sering mendapat bullyian dari teman-teman sebaya kamu waktu itu. Guru yang seharusnya jadi pendamping dan penyemangat tak kamu dapatkan waktu itu. Bullyan dan pegucilan dari teman sebaya kamu ini yang membuat kamu menjadi seorang pendiam, penyendiri dan orang yang kurang percaya diri di masa depan.
Sahabat kecil ku kamu jangan takut lagi mulai sekarang aku selalu menemani mu, masa-masa berat mu sudah terlewati. Lihat sekarang kamu sudah bisa membahagiakan orang tua mu diusia 26 tahun ini. Mimpi-mimpi yang kamu tulis dahulu kala perlahan-lahan mulai terwaujud. Lupakan masa itu sudah saatnya kita melangkah kedepan menatap masa depan yang cerah. Aku yakin Pasti Tuhan akan selalu bersama kita, Jangan lupa bahagia teman masa kecil ku, Jangan menjadi beban untuk masa depan ku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H