Lihat ke Halaman Asli

Faiz rifki

Mahasiswa

Pendidik yang Tertelan Zaman

Diperbarui: 18 Desember 2023   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidik yang seharusnya menjadi panutan dan teladan bagi generasi muda dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu guru, ustadz, dan dosen. Guru sebagai salah satu bentuk pendidik memiliki peran penting dalam menitipkan moral dan kemampuan kepada siswa. Seringkali upaya mereka tidak sebanding dengan gaji yang diterima. Dedikasi mereka sangat berarti bagi pembentukan karakter generasi muda.

Namun, akhir-akhir ini citra pendidik mulai luntur di mata orang tua. Hal ini tercermin dalam banyak kasus penyalahgunaan kekuasaan oleh beberapa pendidik, sehingga guru tampak seolah-olah berada di ambang jurang. Dalam menjalankan tugasnya pendidik sering kali harus menghadapi ancaman hukuman.Kondisi masa ini sangat berbeda dengan masa lalu,di masa lalu guru menegur murid adalah tindakan kebaikan guru ke murid tak heran di zaman dulu guru sangat anggun dan baik di mata orang tua dan murid .jika guru sudah menatap murid dengan tegas maka siswa sudah sadar akan kesalahannya .tak ada bukti guru gur melakukan pelanggaran ham dan tak ada juga yang memiliki bukti melanggar HAM karna guru punya hak untuk menegur murid yang nakal dan harus memberikan sanksi.

Tetapi apa boleh buat dulu guru itu di gugu, di tiru, di sayang, dan di contoh. sekarang pandangan terhadap seorang guru malah terbalik guru adalah seorang mesin akademik yang punya kesabaran bagaikan robot bukan kayak dulu lagi guru itu di pandang sebagai sosok teladan sosok yang wajib di hormati dan di contoh di mana pun.tak lama ini banyak kasus murid melakukan kekerasan terhadap guru baik fisik maupun mental dari kasus ini telah menjadi bukti nyata bukti kongkrit bahwa moralitas seorang anak muda itu turunnnnn.

Moralitas adalah alasan utama pemicu murid kasar terhadap guru moralitas hancur .itu karna banyak faktor pertama dari faktor internal semisal di rumah orang tuanya galak, banyak nuntut ini itu, dan anak juga ga kuat mengikuti keinginan orang tua. maka balik lagi ke itu tadi para anak muda yang banyak di tuntut justru malah menghancurkan moralitas sebagai pelampiasan banyak nya anak muda melakukan karna setress lalu melampiaskannya ke kekasaran dan tanpa etika ke siapa pun untuk apa untuk mencari perhatian dari orang tua yang sibuk bekerja dan banyak menuntut anak.

Banyak kasus saat ini yang menjadi bukti bahwa moralitas seorang anak muda yang susah payah di bangun oleh guru hancur.dari berbagai jenis kasus baik kronologis nya maupun latarbelakang nya banyak yang salah dalam etika dan moralitas seorang siswa maupun anak muda .bukti bukti ini mempertegas bahwa perlunya pendidikan karakter untuk seorang siswa agar moralitas pandang seorang siswa ke guru kembali lagi seperti yang seharusnya karna guru itu di bimbing dan tiru.pendidikan karakter itu penting tidak hanya di penyampaian materi akademik karna ada yang lebih penting dari akademik yaitu etika itu penting sopan santun kepada orang tua itu penting sudah seharusnya kita melakukan pendidikan karakter Agar apa agar tokoh guru bisa mendapatkan hak hak dan perlakuan yang baik.

Pendidikan karakter adalah cara paling ampuh untuk membenarkan moralitas .banyak nya kasus anak muda kehilangan moralitas karna banyak faktor dari in dan eksternal cara mendidik karakter murid adalah cara yang ampuh untuk mengurangi menciptakan dan membentuk etika yang hancur dan tertelan zaman.Sistem pengajaran guru terhadap murid agar tidak melakukan kekerasan adalah sebuah sistem yang di buat Agar para murid bisa menerima dengan baik ajaran. sistem ini tidak hanya mengajarkan materi akademik tetapi juga di bekali pendidikan karakter agar moralitas anak muda terus bagus ,dan memiliki kesopanan  agar seorang murid bersifat semestinya terhadap guru dan bersifat bermoralitas dan beretika baik dimana Saja .sekarang kita flashback sedikit saja dulu murid tidak berani berkata kasar dengan guru mau jadi apa kalo anak muda murid siswa terus mahasiswa terus melakukan kekerasan terhadap guru dosen ustadz,mau jadi apa Indonesia perlu sumberdaya yang punya kemampuan khusus dan beretika punya moralitas baik dan bisa menghargai orang lain apa gunanya kita cerdas apa gunanya kita pintar kalo moral kita hancur tidak menghargai guru tidak menghargai pendidik .kalian tau pendidik itu pahlawan dia rela sabar mengajari kita dia rela meninggalkan keluarganya demi memenuhi tangung jawab mereka terhadap kita kita sebaiknya bersyukur dan punya mental dan moralitas yang tinggi terhadap guru hargai selagi ada guru terimakasih guru.

Kesimpulan maka dapat disimpulkan bahwa dulu hubungan guru dan murid adalah hubungan yang sangat baik .semisal ketemu kita menyapa guru melihat kita dengan tatapan yang tajam kita sadar akan kesalahan kita guru tidak melanggar HAM, malah zama sekarang guru sering di sepelekan bahkan guru dapat perlakuan kekerasan dari muridnya .apakah pantas seorang guru pendidik Cuma di anggap robot pendidik apakah pantas murid melakukan kekerasan guru itu penyebabnya karna hancurnya moralitas yang di bangun dari dulu kala .moralitas hancur karna dua faktor eksternal dan internal. mau jadi apa Indonesia tanpa moralitas apa gunanya pintar kalo kita ga punya moralitas. cara pertama mengembalikan moralitas adalah dengan pendidikan karakter yang tidak hanya untuk akademik saja tapi untuk membangun moralitas .apa gunanya pintar kalo etika ga ada, apa bedanya binatang dengan kita kalo moralitas kita ga ada. cara kedua ada sistem pengajaran terhadap guru ke murid sistem ini isinya dua di akademik dan membangun moralitas sistem ini bisa menjadi tambahan agar anak anak muda dapat memiliki moralitas yang sepantasnya digunakan untuk orang yang lebih tua. kita flashback dulu kita kalo ketemu dengan guru kita menyapa dan tegur sapa. Sekarang kita malah terbalik malah lebih parah harusnya makin ke depan makin baik ,ini apa malah anak muda makin memperlakukan guru hanya sebatas robot pendidik mau jadi apa hahaha Indonesia dengan anak muda yang Cuma ngandelin keahlian khusus di bidang masing masing. apa gunanya kita pintar tapi ga punya etika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline