Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Unram Ajak Warga Desa Sengkol Olah Sampah Organik Menjadi Kompos dengan Metode Takakura MOL

Diperbarui: 2 Februari 2024   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat dengan antusias mengikuti jalannya kegiatan.

Kelompok Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata-Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN-PMD) Universitas Mataram Tahun Periode 2023/2024 mengadakan kegiatan pengolahan limbah organik atau sampah hasil rumah tangga menjadi kompos dengan metode takakura menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL) pada hari selasa (30/1/2024). Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja utama kelompok Mahasiswa KKN-PMD Desa Sengkol 1 yang bertema Desa Sehat. Kegiatan ini dihadiri oleh sebagian besar warga Dusun Loang Landak. Berangkat dari latar belakang permasalahan pembuangan akhir sampah dan limbah yang serius serta kurang dikenalnya edukasi mengenai pengelolaan sampah organik atau sampah rumah tangga di Desa Sengkol menimbulkan dampak yang berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Sampah rumah tangga dapat berupa sampah sisa makanan dan sayuran yang terbuang. Jenis sampah tersebut tentu akan mencemari lingkungan sekitar karena bau yang dihasilkan akibat dari lamanya proses pembusukan. Oleh karena itu, sampah tersebut harus diolah menjadi barang berguna seperti kompos atau pupuk yang akan bermanfaat bagi tanaman dengan cara pengomposan secara mandiri.
 
"Meningkatnya volume sampah hasil rumah tangga di masyarakat, sebagian besar karena jarak TPA yang cukup jauh dan kurangnya fasilitas yang ada. Oleh karena itu, dengan mengajak masyarakat terlibat langsung dalam proses pembuatan pupuk kompos secara mandiri, dengan harapan dapat memberikan solusi yang efektif dan mudah dilakukan terhadap permasalahan sampah yang dihadapi oleh masyarakat setempat," terang Farreh Alan Maulana selaku Ketua Kelompok Mahasiswa KKN-PMD Unram Desa Sengkol 1.
 
Farreh mengatakan metode takakura cukup tepat karena mengingat banyak limbah sampah rumah tangga sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos dengan metode takakura. Selain itu, metode takakura dinilai praktis dan tidak memerlukan lahan luas.
 
Dalam kegiatan sosialisasi ini masyarakat Desa Sengkol sangat merespon baik bahkan banyak masyarakat yang penasaran, sehingga ingin mencoba sendiri dalam proses pembuatan pupuk tersebut.
 
"Saya sangat mendukung kegiatan positif yang memanfaatkan bahan-bahan yang tak terpakai menjadi hal-hal yang berguna. Apalagi saat ini para petani kebanyakan mengeluh terkait kenaikan harga pupuk yang cukup melonjak, sehingga kegiatan ini dapat menjadi awalan yang baik untuk melalui masalah yang ada ini," jelas Ibu Rika selaku petani di wilayah tersebut.
 
Kegiatan pengomposan mandiri tentunya membutuhkan ketelatenan dan ketekunan dari setiap orang yang melakukannya. Sehingga kegiatan ini diharapkan dapat terlaksana dan berkembang dilanjutkan sebagai kegiatan rutin oleh masyarakat setempat untuk dapat diperdagangkan sehingga bisa menjadi salah satu alternatif mata pencaharian sampingan warga setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline