"Meningkatnya volume sampah hasil rumah tangga di masyarakat, sebagian besar karena jarak TPA yang cukup jauh dan kurangnya fasilitas yang ada. Oleh karena itu, dengan mengajak masyarakat terlibat langsung dalam proses pembuatan pupuk kompos secara mandiri, dengan harapan dapat memberikan solusi yang efektif dan mudah dilakukan terhadap permasalahan sampah yang dihadapi oleh masyarakat setempat," terang Farreh Alan Maulana selaku Ketua Kelompok Mahasiswa KKN-PMD Unram Desa Sengkol 1.
Farreh mengatakan metode takakura cukup tepat karena mengingat banyak limbah sampah rumah tangga sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos dengan metode takakura. Selain itu, metode takakura dinilai praktis dan tidak memerlukan lahan luas.
Dalam kegiatan sosialisasi ini masyarakat Desa Sengkol sangat merespon baik bahkan banyak masyarakat yang penasaran, sehingga ingin mencoba sendiri dalam proses pembuatan pupuk tersebut.
"Saya sangat mendukung kegiatan positif yang memanfaatkan bahan-bahan yang tak terpakai menjadi hal-hal yang berguna. Apalagi saat ini para petani kebanyakan mengeluh terkait kenaikan harga pupuk yang cukup melonjak, sehingga kegiatan ini dapat menjadi awalan yang baik untuk melalui masalah yang ada ini," jelas Ibu Rika selaku petani di wilayah tersebut.
Kegiatan pengomposan mandiri tentunya membutuhkan ketelatenan dan ketekunan dari setiap orang yang melakukannya. Sehingga kegiatan ini diharapkan dapat terlaksana dan berkembang dilanjutkan sebagai kegiatan rutin oleh masyarakat setempat untuk dapat diperdagangkan sehingga bisa menjadi salah satu alternatif mata pencaharian sampingan warga setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H