Lihat ke Halaman Asli

Faiz Jamil Rahmadi

Mahasiswa S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga

Plastik Vs Kertas: Mengevaluasi Pergantian yang Berkelanjutan

Diperbarui: 16 Mei 2024   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://storage.googleapis.com/tjetak-distribution/Manuva.com/spec-images_paper-bag.png

Di tengah gerakan global untuk menanggulangi polusi plastik, sebuah alternatif yang sering dianggap lebih ramah lingkungan adalah penggunaan kertas. Mulai dari kantong belanja hingga sedotan, kertas telah dipromosikan sebagai solusi hijau yang ideal. Namun, transisi dari plastik ke kertas ini bukan tanpa dilema. Dalam esai ini, kita akan menyelidiki pengaruh dari penggunaan kertas sebagai pengganti plastik, mencakup baik dampak positif maupun negatif yang ditimbulkannya.Sekitar 380 juta ton plastik diproduksi setiap tahun di seluruh dunia, dengan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah atau sebagai sampah di alam. Karena krisis polusi ini, banyak negara dan perusahaan telah mengalihkan penggunaannya ke bahan yang lebih mudah terurai, seperti kertas. Pergeseran ini dipandang sebagai langkah penting menuju keberlanjutan lingkungan. Namun, kertas memiliki tantangan dan dampaknya sendiri terhadap lingkungan yang perlu ditelaah lebih dalam.

Penggunaan Kertas memberikan berbagai kelebihan, yaitu kertas adalah material yang lebih mudah terurai secara biologi dibanding plastik. Kantong kertas dan sedotan kertas, misalnya, dapat terurai dalam beberapa minggu hingga bulan, sementara plastik bisa membutuhkan ratusan tahun.

Dalam beberapa kasus, produksi kertas menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan produksi plastik, terutama jika dibuat dari bahan yang dikelola secara berkelanjutan dan menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Penggunaan kertas juga dapat mengurangi pencemaran visual yang sering disebabkan oleh plastik, serta mengurangi risiko bahaya bagi kehidupan laut yang seringkali terjerat atau memakan bahan plastik.

Namun, penggunaan kertas juga memiliki kekurangan, yaitu produksi kertas memerlukan jumlah air dan kayu yang signifikan. Penebangan pohon untuk bahan baku kertas menyebabkan deforestasi dan kehilangan habitat, sementara penggunaan air yang besar dapat mempengaruhi ketersediaan sumber daya air lokal.

Meskipun bisa lebih rendah daripada plastik, produksi kertas tetap menghasilkan emisi yang signifikan. Proses pembuatan kertas seringkali melibatkan penggunaan bahan kimia yang berpotensi mencemari air dan udara.  Kantong kertas biasanya kurang tahan lama dibandingkan kantong plastik dan biasanya tidak tahan air, mengurangi keefektifannya dalam beberapa penggunaan sehari-hari.

Pergantian dari plastik ke kertas, sementara menghadirkan beberapa keuntungan lingkungan yang signifikan, juga membawa tantangan dan kompromi. Kunci dari transisi ini terletak pada penggunaan kertas yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, meminimalkan dampak negatif sambil memaksimalkan manfaatnya. Solusi yang lebih inklusif dan komprehensif, yang mencakup daur ulang yang ditingkatkan dan pengurangan sampah secara keseluruhan, mungkin menjadi pendekatan yang lebih efektif dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan keberlanjutan global kita.

Faiz Jamil Rahmadi,  mahasiswa PDB 18 Universitas Airlangga




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline