Lihat ke Halaman Asli

Faiz Ismail

Hanyalah Seorang Pelajar

Limbah Medis pada Masa Pandemi Meningkat, Dampak dan Solusi Kedepannya

Diperbarui: 14 April 2021   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Course: hipwee.com

Semenjak dunia dan Indonesia pada khususnya menghadapi pandemi COVID-19, kita diharuskan untuk melakukan 3M yang salah satunya merupakan memakai masker. Ada dua jenis masker yang dianjurkan pemerintah untuk dikenakan yakni masker kain dan masker medis. 

Namun, dari organisasi kesehatan dunia atau biasa disebut WHO (World Health Organization) sangat menganjurkan masker medis sebagai media pencegahan penularan COVID-19. 

Seiring dengan meningkatnya orang yang terpapar virus corona ini juga berkorelasi dengan meningkatnya limbah medis seperti masker dan APD (Alat Pelindung Diri).

Memang penggunaan masker ini sangat penting karena penularan virus corona itu melalui droplet orang yang sudah terinfeksi sebelumnya. Seperti kita ketahui droplet merupakan cairan atau cipratan liur yang dikeluarkan seseorang bisa dari hidung atau mulut dan biasanya keluar saat orang tersebut bersin, batuk, dan berbicara. 

Sehingga penggunaan masker ini menjadi wajib hukumnya ketika kita akan berinteraksi secara langsung dengan seseorang agar terhindar dari penularan COVID-19.

Penggunaan APD juga sangat diwajibkan karena ini sangat penting bagi tenaga medis yang menangani pasien yang terpapar. Ini agar tidak menimbulkan cluster baru di dalam rumah sakit, yang bukan sepatutnya tempat yang seharusnya mengobati ini malah menularkan virus.

Maka penggunaan masker medis dan APD pada masa pandemi ini tak bisa dihindarkan. Maka limbah medis yang ‘baru’ tersebut harus di kelola dengan baik. Adapun dampak-dampaknya yang dihasilkan jika tidak dikelola dengan baik.

Pada artikel ini saya lebih membahas dampaknya pada lingkungan. Yang pertama, yang paling terlihat dengan mata yakni penurunan kenyamanan dan estetika dalam lingkungan. 

Ini biasanya terjadi di fasilitas kesehatan (faskes) yang akan menyebabkan penampilan faskes terlihat tidak higenis dan menimbulkan kesan faskes kurang memadai untuk pemakai jasa.

Yang kedua, limbah medis bisa juga menyebabkan kualitas bangunan di sekitar ‘pembuangan’ limbah medis. Ini dikarenakan oleh garam yang terlarut yang bersifat korosif dan menyebabkan karat yang bercampur dengan air berlumpur.

Yang terakhir jika limbah medis tetap saja dibiarkan dalam suatu tempat, maka tempat tersebut akan menyebabkan kerusakan pada tanaman dan binatang yang hidup dalam lingkungan tersebut. Ini disebabkan senyawa nitrat, bahan kimia, disinfektan, logam nutrient tertentu dan fosfor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline