Lihat ke Halaman Asli

Faiz Ismail

Hanyalah Seorang Pelajar

Perlukah Indonesia Menerapkan Suku Bunga Negatif

Diperbarui: 12 April 2021   09:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Jawa Pos

Pengertian suku bunga negatif merupakan suku bunga dalam persentase di bawah nol per tahunnya, yang diterapkan oleh bank sentral sebuah negara dengan tujuan supaya bank-bank komersial menyalurkan dananya ke masyarakat, tidak menyimpan uangnya di bank sentral saja. Ini membuat mata uang sebuah negara akan turun dan banyak investor asingakan lebih mudah menanamkan modal ke negara yang mata uangnya lebih rendah. Dan jugaberdampak pada bunga pinjaman yang turun sehingga banyak masyarakat akan meminjam uang di bank untuk berbisnis yang diharapkan membantu perekonomian negara.

Tetapi gagasan ini tidak selamanya menguntungkan, contoh saja perusahaan akan lebih senang menunda peminjaman karena bunganya yang terus menerus turun tiap tahun. Ini tentu saja akan merusak tatanan ekonomi. Dan yang parahnya lagi suku bunga negatif bila tidak dikontrol dengan baik maka akan menyebabkan krisis deflasi, dimana nilai uang akan turun secara signifikan dan jangan harap produksi akan jalan baik jika dalam kondisi seperti ini. Sehingga diperlukan pengawasan yang ketat. Namun, sepertinya kekurangan dari ide ini tidak digubris oleh negara maju. Malah negara maju berlomba-lomba untuk segera menegatifkan suku bunganya. Ini menjadi sebuah fenomena di banyak negara maju beberapa tahun belakangan ini, sebut saja Jepang, Swiss,Swedia sudah menerapkan ini di bank sentralnya. Sepertinya suku bunga negatif menjadi indikator baru menentukan negara tersebut maju atau tidak.

Indonesia sendiri sebagai negara berkembang belum menunjukkan tanda-tanda akan menegatifkan suku bunganya. Namun tidak menutup kemungkinan kedepan Indonesia akan menegatifkan suku bunganya. Tinggal menjawab satu pertanyaan, Kapan itu terjadi?

Sebelum kita beranjak menuju pertanyaan tersebut alangkah baiknya kita belajar dari negara-negara yang telah menerapkan suku bunga negatif. Yang pertama yang saya akan bahas adalah Swiss. Pada tahun 2015 Swiss telah menerapkan atau mengenalkan suku bunga negatif. Ini disebabkan Swiss ingin menarik para investor jutawan untuk berinvestasi di negara mereka dan juga mendorong masyarakat untuk melakukan pinjaman yang akhirnya merangsang ekonomi mereka. Tetapi itu malah membuat bank-bank komersial di Swiss kesulitan mendapatkan keuntungan dari sewa dan hipotek. Akhirnya mau tidak mau bank-bank tersebut menyerahkan beban ke nasabah mereka.

Negara yang kedua, yakni negara viking, Swedia. Swedia menerapkan gagasan ini setahun setelah Swiss. Ini diterapkan saat Swedia mengalami sebuah periode inflasi yang rendah. Memang setelah membuat kebijakan suku bunga negatif inflasi di Swedia meningkat cukup tinggi. Dengan kenaikan harga yang cenderung stabil, bisa dikatakan Swedia cukup berhasil memanfaatkan ide ini. Tetapi menurut Torsten Slok, Kepala Ekonom internasional Deutsche Bank di New York kepada Reuters, ini tidak berlangsung cukup lama. Sehingga perlu adanya penyesuaian lagi di sana-sini.

Yang ketiga negara para samurai, Jepang. Jepang sendiri menerapkan suku bunga negatif pada tahun 2016. Ini disebabkan perekonomian jepang yang tidak berkembang semenjak tahun 90-an. Ditambah lagi adanya kemungkinan Jepang deflasi jika tidak melakukan perubahan pada tatanan perekonomiannya. Namun, apa yang terjadi, Yen Jepang malah menguat tiga tahun setelahnya, target inflasi 2 persen tak terpenuhi.

Sehingga menurut saya Indonesia tidak cocok menganut sistem suku bunga negatif. Memang banyak faktor yang menyebabkan suku bunga negatif si negara maju tidak berjalan efektif. Tetapi melihat penyebab dari negara maju menerapkan suku bunga negatif, mereka melakukannya untuk mendorong perekonomian yang lesu yang sebenarnya tidak terjadi di Indonesia. Indonesia sendiri setiap tahun mengalami inflasi yang terkendali, ini yang membuktikan bahwa perekonomian bangsa ini dalam jalur yang benar.

Referensi
http://suarariau.co/ (Diakses 3 Oktober 2020 23:44)
https://internasional.kontan.co.id/ (Diakses 3 Oktober 2020 23:45)
 https://economy.okezone.com/ (Diakses 4 Oktober 2020 00:02)
https://www.cnbcindonesia.com/ (Diakses 4 Oktober 2020 00:05
https://internasional.kontan.co.id/ (Diakses 3 Oktober 2020 23:45)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline