Lihat ke Halaman Asli

Muh Yusril Faizin

Slowly but Surely

Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang Bantu Branding Usaha Batok Kelapa serta Adakan Pelatihan Online Marketing

Diperbarui: 15 Juli 2021   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Pot dari Batok Kelapa yang diproduksi oleh pengerajin dari Desa Jambuwer/Dokpri

Malang-Tempurung kelapa atau biasa dikenal dengan batok kelapa merupakan limbah padat dari hasil olahan kelapa yang telah di ambil daging kelapa untuk mendapatkan santan. Limbah batok kelapa pada dasarnya memiliki banyak manfaat dan dapat dikreasikan menjadi benda-benda menarik bernilai ekonomis dan seni yang tinggi. Cita rasa seni yang tinggi sangat dibutuhkan bagi  seorang pengrajin jika ingin menghasilkan barang kerajinan dengan kualitas bagus. Tempurung kelapa ini dapat dijadikan banyak benda serbaguna. Mulai dari centong nasi, sendok, hingga bros dan lampu.

Salah satu pengrajin batok kelapa yang memilki cita rasa seni yang tinggi yaitu masyarakat di Desa Jambuwer, Kabupaten Malang. Pelaku usaha di desa ini telah menghasilkan berbagai bentuk kerajinan dari batok kelapa. Kerajinan yang mereka buat tidak hanya benda serbaguna seperti gelas,centong nasi, tetapi juga berupa barang hiasan yang ditaruh di meja, seperti bunga. Namun, produk yang mereka buat sedemikian menarik, masih belum memiliki merk atau tanda pengenal produk. Pengemasan yang mereka lakukan juga dapat dibilang masih sederhana.

Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN antara Universitas Negeri Malang memiliki ide untuk membantu dalam branding produk kerajinan batok kelapa yang dibuat oleh masyarakat Desa Jambuwer. Kegiatan branding ini berupa pembuatan logo sebagai identitas produk, pembuatan kemasan yang terbuat dari mika serta sosialisasi mengenai pemasaran secara online. Salah satu kegiatan branding yang berupa pemberian logo serta kemasan untuk identitas produk ini dilakukan pada Selasa, 29 Juni 2021. Dalam proses branding ini, kami berkoordinasi dengan Bapak Winardi, selaku koordinator pengrajin batok kelapa di Desa Jambuwer.

Gambar 2. Penyerahan Label dan Kemasan Produk Kerajinan Batok Kelapa/Dokpri

Gambar 3. Tampilan Sosial Media Intagram Kerajinan Batok Kelapa/Dokpri

Sesuai dengan salah satu tujuan program kerja kami yaitu memperluas jangkauan pemasaran produk kerajinan tangan batok kelapa di Desa Jambuwer kami mencoba memanfaatkan berbagai marketplace yang ada. Oleh karena itu, pada Sabtu, 3 Juli 2021, kami mengadakan sosialisasi dengan tema "Belajar Bareng Belanja Online" dengan menghadirkan pemateri yang merupakan dosen Manajemen dari Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Negeri Malang. Sosialisasi ini tidak hanya dihadiri oleh pengrajin batok kelapa saja, namun juga dari pelaku usaha lain yang terdapat di Desa Jambuwer, seperti usaha krispi nila dan kopi merah. Harapan dengan diadakannya sosialisasi ini, yaitu dapat menginspirasi para pelaku usaha agar dapat memanfaatkan marketplace untuk memasarkan produk mereka. Sehingga dapat membantu memasarkan produk yang ada di Desa Jambuwer, dan juga membantu menstabilkan dan meningkatkan penjualan produk di Desa Jambuwer, khususnya kerajinan batok kelapa yang ada di Desa Jambuwer.

Gambar 4. Pelaksanaan Sosialisasi "Belajar Bareng Jualan Online"/Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline