Lihat ke Halaman Asli

Pesan dari Bulan

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak ada kata kata yang lebih indah dari sebuah kejujuran. Dan kini aku sudah menuliskan kata-kata indahku. Jika kamu sering minta maaf atas segala ketidak sempurnaanmu. Maka aku akan banyak-banyak berterima kasih karena sudah diizinkan menjadi orang terdekatmu. Karena menurutku cinta itu bukan memiliki tapi cinta itu memberi. Terima kasih banyak untuk segala cinta yang sudah kamu berikan. Biarkan cerita ini terus tertulis indah. Terimakasih cinta.

Menatap langit gelap. Bintang bertebaran menambah indah sentuhan langit malam. Bulan membentuk lingkaran sempurna. Menjadi primadona malam. Hembusan angin bawa anganku. Desir angin bawa pesanku untukmu. Inginku. Duduk kupandang lukisan indah langit malam ini. semoga kau juga melihatnya. Di dimensi paralel. Lengkapi indah lembar kisah kita.

Sinar bulan turun terangi bumi. Beri cahaya setiap sudut gelap malam. Kutatap bulan. Ingin satu hal kutanya padanya. Apakah bulan menyanyangi bumi? Kutatap yakin bulan. Berharap ada jawaban. Tapi tak ada kata yang terdengar. Terdengar sayup sebuah syair lagu dikejauhan. Mungkin dari toko sebelah. Ku tau karena banyak orang berkumpul, duduk santai di depan toko itu. Sebuah syair yang mungkin jawaban dari bulan. “kalo bulan bisa ngomong. Pasti dia tak pernah bohong”. Terdengar sayup dibawa angin. Tersenyum aku mendengarnya. Ini pesan bulan untukku. Mungkin.

Dari semenjak kakeknya kakek ku belum lahir, bulan sudah memberi sinarnya pada bumi. Itu yang ku tahu. Sudah lama sekali. Menemani bumi ketika malam gelap datang. Bayangkan jika setiap malam kita hanya melihat langit gelap. Suram. Apa yang akan bumi rasakan? Sendiri? Tentunya. bulan datang temani bumi dengan hangat sinarnya. apakah bulan menyayangi bumi? Kutatap yakin bulan. Berharap ada jawaban. Tapi tetap tak ada jawaban. Tapi bulan menyampaikan jawabannya dengan cara lain. Dengan angin malam yang berhembus. Dengan suara daun-daun yang tertiup angin. Dengan bintang yang terang kelap-kelip. Seperti memberi isyarat padaku tentang kisah kasihnya dengan bumi. rumit meamng. Bumi sebuah tempat indah dengan segala isinya. Kehidupan dan segala kejaiban ada didalamnya. Indah. Rupawan. Bulan. Gersang. Tak pernah ada kehidupan. terlihat sangat membosankan. Seakan jika bumi punya hasrat untuk menghina, dia akan menghina dan memaksa bulan untuk pergi menjauhinya. Tapi bulan datang dengan segala keterbatasannya. Di malam yang gelap diberikannya cahaya pada bumi tanpa meminta bumi untuk mengembalikannya. Disaat bumi bosan dengan sinar bulan. Bulan panggil bintang untuk temani bumi di malam gelap. Disaat matahari datang dengan segala kegagahannya bulan pergi tanpa ingin diingat. Matahari berikan sinar kehidupan yang lebih terang daripada sinar bulan. Matahari memberikan kehangatan lebih banyak daripada yang diberikan bulan. Tapi bumi tinggalkan bumi ketika gelap datang. Dan bulan kembali datang temani bumi jalani malam gelap. Begitu setiap harinya. Bulan tidak ingin berada di dekat bumi. Karena dia tahu. Berada didekat bumi malah akan menghancurkan bumi. Jika bulan berada sangat dekat dengan bumi maka air laut akan naik sejadi-jadinya dan akan menenggelamkan segala kehidupan yang ada dibumi. Bagi bulan, kasih dan sayangnya tidak perlu ditunjukan dengan berada didekat bumi. Melainkan tetap memberi sinar di malam gelap. Seperti aku.

Tak perlu selalu ada berada dekat disampingmu. Karena berada didekatmu untuk waktu ini akan melawan keyakinan kita. pandangan mata manusia memang terbatas. Tapi ada yang Maha Melihat. Aku paham. Tak ada yang salah dengan keyakinan kita. Keyakinan kita hanya untuk tuhan yang Maha Esa. Kita tak ada kuat untuk melawannya. Karena kita tidak ingin menjadi orang-orang yang merugi disisi-Nya. biarkan janji pada tuhan yang akan menyatukan kita. ku tulis pesan dari bulan untuk kita. Kuberikan bersama angin malam masuk membisikimu. Karena bulan tersenyum melihat kita. kutatap yakin bulan. Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. Terimakasih cinta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline