Dalam strategi manajemen, perencanaan merupakan unsur utama yang harus terlebih dahulu dilakukan oleh seorang manajer/pimpinan untuk mencapai tujuan lembaga/organisasi yang dipimpin. Dalam merancang suatu perencanaan tidak serta-merta merencanakan tanpa berfikir panjang mengarah pada masa depan dan tanpa mempertimbangkan banyak hal, proses perencanaan yang baik sangat dibutuhkan perenungan, imajinasi, data, referensi, pengalaman, masukan dan lain sebagainya.
Masukan dari pihak lain sangat dibutuhkan, merencanakan tidak cukup hanya dari pemikiran pimpinan saja harus ada musyawarah dengan anggota yang lain. Perencanaan juga membutuhkan dukungan dari pihak-pihak terkait yang ingin agar suatu kegiatan dapat terselenggara dengan baik atau dan organisasi bisa mencapai tujuannya. Perencanaan yang baik juga tidak hanya sampai pada tahap-tahap pelaksanaan kegiatan, perencanaan juga dilakukan pra-kegiatan. Itulah sebabnya suatu perencanaan butuh perenungan, imajinasi dan perhitungan yang matang.
Sebaik apapun perencanaan apabila ternyata tidak dapat dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang ada, berarti perencanaan tersebut tidaklah sempurna dan terlalu muluk-muluk. Perencanaan yang baik sebaiknya juga harus diarsipkan dengan baik sehingga kita bisa selalu menjadikannya acuan dalam pelaksanaan kegiatan, pencapaian tujuan dan pengambilan keputusan. Lembaga/organisasi yang menganggap remeh Perencanaan atau bahkan tidak melakukan perencaan pra-kegiatan atau ketika kegiatan maka diibaratkan seperti bermimpi ketika tidur, ya...hanya sekedar mimpi belaka.
Adapun pertanyaan besar yaitu, seberapa penting perencanaan itu harus dilakukan? Dengan tegas Penulis berpendapat bahwa perencanaan sangat penting, karena pimpinan, anggota/karyawan dan organisasi pastilah memilik keterbatasan. Sebagai pegawai, tentunya memiliki keterbatasan pengetahuan, keahlian, dan waktu maka dibutuhkan adanya manajer/pemimpin yang sudah Ahli dan berpengalaman. Untuk pemimpin sendiri tentunya memiliki keterbatasan sumber daya manusia, jika hanya pemimpin seorang yang bekerja tanpa bantuan dari anggota, maka kegiatan tidak akan terlaksana karena kurangnya personil.
Sama halnya dengan organisasi, yang memiliki keterbatasan sumber daya manusia, anggaran dan kewenangan. Dengan segala keterbatasan tersebut maka sangat diperlukan perencanaan yang baik sehingga dapat membantu pimpinan dan organisasi untuk mengatur sebaik mungkin sumber daya yang tersedia dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan. Apabila sudah mampu menganalisis permasalahan, pemimpin pun akan lebih mudah memikirkan alternatif pemecahan permasalahannya serta resiko yang akan dihadapi apabila tujuan kita tidak tercapai atau apabila ada permasalahan dalam proses pelaksanaan kegiatannya.
Namun apa jadinya jika ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan atau target yang ditetapkan malah tidak tercapai? Haruskah kita menyerah untuk menggapai tujuan organisasi tersebut? Tidak, solusinya ketika diawal membuat suatu perencanaan hendaknya kita penyusun pula rencana alternatif, maka jika metode yang kita pakai tidak berhasil dan kurang efektif dalam penerapannya, kita bisa memakai metode cadangan yang telah ditentukan sejak awal perencanaan.
Dan diperlukan evaluasi agar dapat diketahui penyebab gagalnya perencanaan tersebut, misalkan data dan informasi yang digunakan dalam menyusun rencana tidak akurat dan tidak lengkap, serta adanya gangguan dari beberapa faktor yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, dan yang terpenting yaitu adanya kelemahan-kelemahan dari pelaksana kegiatan dan lain sebagainya. Susunlah perencanaan sehingga tujuan hidup akan lebih terarah dan sistematis.
"Jika kamu gagal dalam merencanakan, berarti kamu sendiri yang merencanakan kegagalan itu sendiri"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H