Lihat ke Halaman Asli

Faizal Amin Haderi

TERVERIFIKASI

A learner Is Always Be Learner

Berpikir, Membaca dan Menulis Merupakan Sebuah Proses Produksi

Diperbarui: 26 Oktober 2017   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membaca adalah sarana mencari pengetahuan, semakin banyak membaca tentu semakin bertambah pula pengetahuan kita, apakah pengetahuan itu merupakan ilmu, nah memang secara filsafat ada perbedaaan antara Ilmu dan Pengetahuan. Pengetahuan yang banyak senakin memudahkan kita dalam mengambil keputusan, dalam berinteraksi dengan orang lain serta dengan memperbanyak pengetahuan membuat kita bahagia.

Namun demikian pengetahuan yang masuk ke memori otak kita bisa hilang Karena tertutupi dengan pengetahuan yang lain atau juga lama tidak digunakan sehingga lupa, "kayaknya saya pernah baca deh begini begini tapi saya lupa".  Fikiran kita itu banyak sekali variable yang mempengaruhinya, saat kita  berinteraksi dengan banyak orang dan banyak permasalahan maka distorsi muncul, idealnya saat ada terlintas ide, langsung tuliskan, langsung dokumentasiukan segera Karena kalau tidak bisa hilang.

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa "pengetahuan itu ibarat hewan ternak, ikatlah ia dengan tulisan" .

Kalau kita balik, maka output nya tulisan prosesnya membaca dan inputnya adalah media ilmu itu sendiri, yang bisa kita baca dari mana saja bahkan dari alam semseta.

Maka orang yang belajar, orang yang senantiasa mencari ilmu, orang yang senantiasa mencari kebahagiaan dengan ilmu maka menulislah. Ikatlah. Sehingga lama kelamaan menjadi hak milik yang tidak lagi lepas.

Dalam filsafat terkenal "corgito egro sum" yang dalam Bahasa perancis "je pense donc je suis" dalam Bahasa Indonesia saya berfikir maka saya ada. Ini masih dalam tahap ontologi berfikir mendalam, mempertanyakan eksistensi suatu hal. Lalu kita mencari tahu dengan bertanya dan membaca serta meneliti melalui serangkaian metodologi sehingga menemukan jawaban. Nah jawaban ini merupakan hasil olah fikir melalui serangkain proses tadi. Jawaban ini pula boleh jadi tidak sama dengan orang lain. Tapi jangan terlalu dipermasalahkan sebab setiap orang mempunyai sudut pandang dan metodologi yang berbeda dalam menemukan jawaban. Tapi jangan pula mengklaim sebagi yang paling benar dan orang lain salah.

Semakin sering kita berfikir semakin menunjukkan jati diri kita akan keberadaan kita di muka bumi ini. Lantas sudah tepat kalau pelaksanaan dalam keseharian semakin hari akan semakin baik sebab dari jawaban yang dibuat akan memunculkan umpan balik yang selanjutnya menjadi bahan berfikir baru yang membutuhkan epistimologi.

#PostingCatatanMenulisBebas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline