Lihat ke Halaman Asli

Faizal Amin Haderi

TERVERIFIKASI

A learner Is Always Be Learner

Melihat ke Dalam Rumah Orang Amerika

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14272312182104257402

[caption id="attachment_357263" align="aligncenter" width="592" caption="Tidak ada pagar (dokumen pribadi)"][/caption]

Apa menariknya sih melihat kedalam rumah orang? mungkin ada yang belum tahu, atau sekadar informasi kepada pembaca.

Here the story

Salah satu program yang dijalankan oleh penyelenggara pendidikan saya di Amerika adalah memberikan satu sponsor untuk beberapa peserta. Pemilihan peserta adalah hak sponsor, Negara mana yang sponsor inginkan juga hak sponsor, panitia hanya memberikan data peserta ke sponsor.

Tugas sponsor adalah mendampingi peserta selama pendidikannya di Amerika, misalnya peserta membutuhkan sesuatu untuk di beli tapi tidak tahu caranya, atau peserta kangen dengan keluarga dan sponsor bisa sedikit membantu dengan menghadirkan keluarga baru bagi mereka. Kalau sponsor punya rezeki lebih maka boleh mentraktir kalau tidak, maka mereka akan komunikasikan dengan peserta.

Interaksi dengan sponsor yang merupakan warga tempatan sangat menyenangkan, kami bisa lebih mengenal budaya Amerika langsung dari penduduk setempat.

Minggu ini adalah kali pertama saya berinteraksi dengan sponsor saya. Kami dijemput di asrama dengan mobil mereka, Chevrolet merk nya, sedan tipenya, cukup untuk 5 orang 2 didepan dan 3 dibelakang.

Rumahnya tidak terlalu jauh dari asrama kami, sekitar 30 menit. Selama diperjalanan sponsor kami menjelaskan tentang tempat menarik dan nama jalan serta sedikit tentang system transportasi di Amerika. Pengalaman ini lebih pas kalau mengalamai langsung.

Setibanya dirumahnya yang cukup besar, kami turun dari mobil dan melihat sekeliling, mereka dengan senang hati menjelaskan. Kemudian kami diajak masuk. Tuan rumah menjelaskan satu persatu bagian dalam rumahnya.

[caption id="attachment_357262" align="aligncenter" width="599" caption="Bendera dan Kapal (dokumen pribadi)"]

14272311331136071422

[/caption]

Pendapat saya, sekalipun dari luar rumahnya tampak besar ternyata setelah masuk setiap ruangan terasa kecil. Rumahnya dua lantai. Punya halaman belakang yang luas, tidak ada pagar, karena rata-rata rumah orang Amerika tidak punya pagar di halaman depan. Pagar biasanya di halaman belakang. Karena halaman belakang dipakai untuk bermain anak-anak dan anjing.

[caption id="attachment_357264" align="aligncenter" width="592" caption="Halaman Belakang (dokumen pribadi)"]

14272312741663661815

[/caption]

Sponsor kami suka dengan kenangan, saya lihat hampir semua dinding di tempeli dengan medali dan foto anak-anaknya sejak sekolah dasar hingga cucu nya dan masih tersimpan dengan baik.

[caption id="attachment_357265" align="aligncenter" width="592" caption="Kenangan sekolah (dokumen pribadi)"]

1427231320146879590

[/caption]

Kemudian kami mengeksplor bagian lain, saya perhatikan satu hal yaitu kursi goyang dan TV. Menurut mereka ini sudah satu paket. Duduk di kursi goyang, pegang remote merupakan cara mereka melepas penat.

[caption id="attachment_357266" align="aligncenter" width="343" caption="Kursi Goyang (dokumen pribadi)"]

14272313741570666389

[/caption]

Satu lagi yang hampir selalu ada di rumah orang Amerika yaitu anjing. Sponsor kami memiliki dua ekor anjing. Alasan mereka meng”adopsi” anjing karena anak-anak mereka sudah besar sementara umur mereka sudah tua dan tidak mungkin lagi punya bayi. Mereka menganggap anjing adalah “anak-anak”. Sering saya mendengar, huss, go, go there, come to papa,sometime come here, sit with mama.

[caption id="attachment_357267" align="aligncenter" width="516" caption="come on baby, come on to mama (dokumen pribadi)"]

1427231510176133843

[/caption]

Ternyata biaya yang mereka keluarkan untuk mengurus kedua anjing mereka tidak sedikit loh. Setiap bulan mereka menghabiskan sekitar USD250 hampir Rp 3juta, untuk potong rambut ke salon, makanan dan suntik rabies.

Mereka menyebut lingkungan rumah mereka dengan subdivision. Berbeda dengan blok istilah yang sering saya dengar di rumah yang ada di kota New York. Satu subdivision terdiri dari sekitar 20an rumah. Saya perhatikan banyak rumah orang Amerika mengibarkan bendera di depan rumahnya. Memang tidak ada kewajiban memasang bendera di depan rumah, ujar tuan rumah. Kami memasang ini karena jiwa patriot saja.

Keluarga yang menjadi sponsor kami bernama Jeff, beliau sudah 17 tahun pensiun dari militer dan sekarang mengajar matematika di sebuah SMA tidak jauh dari rumah beliau. Sementara istri beliau biasa kami panggil momma J sehari-hari bekerja sebagai tenaga suka rela di sebuah tempat yang menjual pakaian bekas sumbangan dari semua orang. Hasil penjualan itu digunakan untuk membiayai restoran yang juga berada satu tempat dengan toko mereka. Restoran itu untuk orang yang tidak mampu, mereka bisa makan disana gratis.

Mereka punya tiga orang anak perempuan, semuanya sudah menikah. Punya 6 orang cucu, biasanya setiap minggu cucu mereka akan mengunjungi jeff dan momma j.

Kami banyak bercerita, diskusi tentang budaya dan masyarakat Amerika. Kami juga di ajak berkeliling ke tempat tempat menarik di sekitar rumah mereka. Rumah mereka sangat dekat dengan laut. Hampir semua rumah punya kapal wisata. Kami juga diajak melihat Pusat penelitian NASA Langley, walaupun tidak bisa masuk tapi bisa melihat kantor NASA dari dekat sudah cukup senang bagi saya, pasti sangat sulit bisa bekerja di sana fikir saya. Kemudian kami juga diajak ke Langley Pangkalan Angkatan Udara Amerika. NASA dan Pangakalan AU nya tidak berjauhan.

Di pintu masuk pangkalan AU Amerika kami diminta menunjukkan Tanda pengenal Militer. Kalau tidak ada maka tidak boleh masuk. Saya punya dan tercatat sebagi foreign navy, walaupun saya bekerja di Kementerian perhubungan.

Komplek AU Langley sangat besar dan rapi, menurut jeff, fasilitas yang ada di Pangkalan AU paling lengkap karena mereka punya banyak uang. Ada supermarket besar, ada rumah sakit, ada sekolah, ada lapangan golf, ada club house, ada tempat bermain anak-anak. Yang menarik lagi adalah kami bisa melihat dengan sangat dekat jejeran pesawat Raptor F22 yang terparkir di landasan. Saya taksir pasaran harga satu pesawat tempur itu sekitar Rp 2 Triliyun.

[caption id="attachment_357268" align="aligncenter" width="592" caption="Raptor F22 sedang parkir (dokumen pribadi)"]

1427231657690713619

[/caption]

Kegiatan terkahir dari tour pertama kami dengan jeff dan momma j adalah makan malam. Kami memilihi makan di buffet. Bayar USD 8 dan kami makan sepuasnya. Luar biasnya restoran itu di kelola orang cina, makanannya banyak, mulai dari daging, ikan, sayur, salad, pudding, es cream, makanan jepang, asia, erofa, semua tersedia dan semua boleh di makan. Buffet ini banyak tersebar di kota lain juga. Menurut penelitian makanan murah adalah penyebab utama Obesitas di Amerika.

[caption id="attachment_357269" align="aligncenter" width="592" caption="Me and my friend with our sponsor After dinner in buffet (dokumen pribadi)"]

14272317141487456189

[/caption]

Kenyang sekali rasanya, bolak balik saya mengambil makanan yang saya suka terutama sea food, ikan kerang, kepiting, udang yang dimasak bergam bumbu, pudding dan buah-buahan,  melon anggur dan jeruk paling banyak dijumpai. Kami tidak diperkenankan untuk membayar, alias ditraktir. Kami mencoba pro, kalau sudah ada kesepakatan mereka yang membayar maka jangan basa basi menawarkan lagi, atau kita akan di bilang Silly. Ow that’s rude.

Thank you very much Jeff and Momma J, We have very nice day. We hope can see you again. Bye

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline