Lihat ke Halaman Asli

Faizal Amin Haderi

TERVERIFIKASI

A learner Is Always Be Learner

Pemilih Cerdas dan Isu Perubahan Terbukti Efektif Pada Pilkada DKI-Jakarta 2012

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

134208816852068376

[caption id="attachment_187462" align="aligncenter" width="560" caption="http://pilkada.kompas.com/home"][/caption]

Kemenangan sementara Jokowi-Basuki pada putaran pertama disambut gembira oleh para pendukungnya, seperti yang dilakukan Sukasno Ketua Paguyuban Baju Kotak-Kotak Solo "Yang terpenting sekarang kami terus menjalin komunikasi dan berdoa saja agar Pak Jokowi bisa menang di Pilkada DKI,". Adapun dari salah satu partai penyokongnya yaitu partai Gerindara melalui Waketum DPP Partai gerindra Fadli Zon dalam jakarta.tribunews.com menegaskan kemenangan Jokowi-Basuki menunjukkan warga Jakarta menginginkan Perubahan. Pemilih Jakarta cerdas dan mampu memilih calon pemimpin yang terbaik.

Perubahan yang akan dilakukan oleh Jokowi didalam kampanyenya adalah Turba alias turun ke bawah (baca:lapangan) dikantor cukup 1 jam saja, walaupun terkesan hiperbolik tapi cukup efektif meraup suara pada putaran pertama pilkada 11 juli kemarin. Pengalaman suksesnya memimpin solo dengan cara-cara yang merakyat telah berhasil merebut 42,59% suara pemilih di DKI-Jakarta.

Komentar Waketum DPP Partai gerindra selain ungkapan kebahagiaan juga merupakan kampanye  untuk menarik simpati pemilih yang calonnya tidak lolos ke putaran ke-2. Bahwa dengan mengatakan pemilih Jakarta adalah pemilih yang cerdas makanya memilih calon yang akan membawa perubahan. Karena pilihan tepat itu dipilih oleh orang yang cerdas. Ungkapan seperti ini akan memancing orang mencari informasi lebih mendalam tentang sosok calon tersebut.

Kita tahu bahwa  rekam jejak jokowi "wong cilik" yang mau mendengar suara rakyat baik dari media yang terus memblow-up keseriusan Jokowi dalam berbagai hal, antara lain yang saya ingat, Menggusur PKL tanpa dipaksa; Tidak mengambil gaji selama jadi Walikota Solo; dan terakhir adalah Mobil Nasional EsEmKa, yang walaupun tetap tidak lolos uji Emisi tapi gaungnya sudah sampai kemana-mana. Terlepas dari dugaan bahwa adanya dukungan Yahudi didalam Pencitraan Jokowi dan Dahlan iskan. Tapi itulah sesungguhnya kekuatan pasangan Jokowi-Basuki pada Pilkada DKI-Jakarta kali ini. Masyarakat menilai sosok itu dari informasi yang beredar melalui media televisi, internet, koran, radio, dan obrolan kedai kopi, hingga akhirnya banyak yang jatuh hati.

Sementara pasangan Incumbent, belum bisa memberikan perubahan yang signifikan terhadap jakarta selama era kepemimpinannya. Bukti dan janjinya sewaktu kampanye tidak sesuai, seperti yang disampaikan oleh Sekjen Himpunan Pasca Sarjana UI Adjie Prayito 5 kebohongan Fauzi Bowo dibongkar.

Menurut saya isu perubahan dan pemilih cerdas yang diusung oleh pasangan no urut 3 ini akan mampu mengamankan suara pemilih yang calonnya tidak lolos ke putaran ke-2 kemarin, hingga akhirnya menjadi DKI-1.

Selamat kepada pasangan Jokowi-Basuki atas kemenangannya pada 1st Round pilkada DKI-Jakarta 2012 dan pasangan yang belum lolos semoga tetap sabar dan terus mendukung kepemimpinan pasangan pemenang nantinya untuk sama-sama memajukan Indonesia demi kesejahteraan rakyat Indonesia.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline