Pernah tidak kalian berpikir memiliki sosok orang lain yang begitu sayang dengan kalian bukan kedua orang tua, kakak adek atau saudara. mereka sangat menyayangi layaknya anak mereka tanpa mememiliki sedikit ikatan apapun. ini saya alami dan saya rasakan saat ini. jauh tinggal dari orang tua sanak saudara, merantau sendiri belajar mandiri. mungkin sudah ada satu tahun lebih saya di tangerang yang sebelumnya pernah tinggal dijakarta setengah tahun.
Beliau adalah Pak Abdulrahman atau sapaanya Abah, pria paruh baya ini mengabdi bekerja untuk mejaga perumahan kosan yang ada di tigaraksa bersama istrinya Te' sofi sambil menjaga rumah kosan Abah juga menjadi supir pribadi pemilik rumah kosan ini. yang saya liat dari Abah ini kejujuran dan semangat dalam bekerja. dia sudah hampir 20 tahun setia bersama dengan yang punya rumah.
Abah adalah asli orang tigaraksa di desa tapos. hidupnya sangat sederhana, memiliki satu orang anak laki laki yang sudah menikah dan memiliki satu orang cucu perempuan yang imut dan manis Ara namanya.
Pak Abdul memberikan arti bagi saya, beliau saat memberikan perhatian yang lebih kepada saya dari kamar kost yang lainnya. selalu mengajak makan bersama, menanyakan tentang pekerjaan, bahkan jika saya tidak keluar kamar seharian pasti dia bertanya tanya padahal saya hanya kelelahan karena kerja dan kuliah yang saya jalanin, begitu juga dengan istrinya Te'sofi sangat baik terkadang saya meminta jasa untuk mencuci pakaian saya yang begitu banyak dan waktu untuk mencuci tidak ada dikarenakan harus lembur kerja sana lembur sini.
Abah maupun Te' Sofi walau mereka bukan siapa siapa saya, mereka layaknya orang tua saya di perantauan ini. saya pun sangat menyayangi mereka berdua, sebetulnya di tangerang ini maupun dijakarta tentunya ada saudara dari ayah dan ibu saya. tapi mungkin tidak sedekat seperti Abah dan Te' Sofi. sampai mereka hapal makan kesukaan saya, dan tak lupa minuman kopi yang utama. Dan selalu mengingatkan untuk selalu istirahat cukup.
saya pun berharap jika saya tak ada lagi ditangerang tepatnya di tigaraksa ini, saya selalu berdoa di dalam hati saya berikan umur yang panjang dan kesehatan kedua beliau, dan tentunya jika saya pindah dimanapun itu tidak tahu nanti, saya pun ingin kembali bahkan mengabdi disini. Tentunya bukan janji yang pernah kami ucapkan berdua dengan seorang yang pernah mengisi hati. Jika kami berpisah bukan jodohnya 10-20 tahun yang akan datang kami akan kembali kesini untuk mengenang. Karena ditempat ini sangat memberi arti. Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H