Lihat ke Halaman Asli

Faizal Ihsan

Mahasiswa

Pergi ke Psikolog Sama dengan Gila? Psikoedukasi: Psikolog Serta Stigma yang Melekat Padanya

Diperbarui: 13 Agustus 2022   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Leaflet-Ical


dokpri


(Ket. : Leaflet yang diberikan kepada guru SDN 02 Sadeng berisikan konten serta informasi mengenai psikolog)

Semarang, Selasa (09/08/2022) -- Kesehatan mental sama pentingnya seperti kesehatan fisik. Setiap orang baik itu orang dewasa maupun anak-anak berhak untuk memperoleh kedua hal tersebut. Di lingkup sekolah, terdapat Bimbingan Konseling (BK) sebagai lahan bagi murid-murid untuk bercerita serta menyampaikan permasalahan yang ia alami. Namun sayang di lingkup Sekolah Dasar (SD) masih banyak yang tidak memiliki guru BK, salah satunya terdapat di SDN 02 Sadeng.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Bapak Suharna (Kepala Sekolah SDN 02 Sadeng), SDN 02 Sadeng hanya memiliki 6 kelas saja dimana masing-masing kelas berisikan sekitar 20-30 siswa, sedangkan jumlah guru serta staf hanya sekitar 10 orang saja dimana satu guru menjadi seorang wali kelas serta merangkap menjadi guru seluruh mata pelajaran di kelas tersebut. Bapak Dinar (salah seorang guru di SDN 02 Sadeng) juga menambahkan bahwa kondisi tersebut cukup membuat para guru kelelahan dimana mereka harus mengajarkan banyak mata pelajaran pada murid-muridnya dan memastikan murid-murid di kelasnya dapat memahami pelajaran yang diberikan serta dalam kondisi yang kondusif, sedangkan siswa SDN02 Sadeng sendiri memiliki karakter yang cukup aktif serta cenderung sulit diatur. 

Pak dinar juga menambahkan bahwa terdapat beberapa siswa yang terindikasi mengalami gangguan mental serta penurunan prestasi sehingga membutuhkan penanganan secara khusus.

Kondisi guru SDN 02 Sadeng dengan sejumlah tanggungjawab dan kewajiban sehari-harinya yang cukup melelahkan serta adanya beberapa siswa yang membutuhkan treatment khusus tersebut yang menjadi alasan saya hendak melakukan program sosialisasi ini. Di sisi lain berdasarkan survey yang saya lakukan secara mandiri, pengetahuan guru-guru di SDN 02 Sadeng mengenai pentingnya kesehatan mental masih cukup minim serta belum tahu apa itu psikolog serta fungsinya. Oleh karena itu, program yang saya lakukan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai psikolog, fungsi, peran, ranah kerja, serta stigma tentang psikolog yang banyak beredar di masyarakat umum.

dokpri


(Ket. : Kegiatan sosialisasi yang dilakukan kepada guru-guru di SDN 02 Sadeng)

Harapan saya dengan adanya program ini, masyarakat khususnya di SDN 02 Sadeng dapat memiliki pemahaman yang benar mengenai profesi seorang psikolog serta apabila memiliki kendala dapat meminta bantuan kepada psikolog, khususnya psikolog pendidikan dimana lingkup sekolah dan siswa termasuk kedalam ranah pekerjaannya. Selain beberapa informasi tersebut, saya juga mencantumkan dan memperkenalkan sejumlah biro psikologi, rumah sakit jiwa, serta layanan jasa konseling di Semarang yang dapat mereka kunjungi secara mandiri sesuai dengan kebutuhannya.

Penulis : Faizal Ihsan Wicaksana (S-1 Psikolog)
DPL : Ir. Hermin Werdiningsih, MT

#KKNTimIIperiode2022
#p2kknundip
#lppmundip
#undip

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline