Lihat ke Halaman Asli

Polisi Panggil Admin Kompasiana?

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_237566" align="alignleft" width="187" caption="google"][/caption]

Berbagai artikel yang kritis dan menghujat pemerintah di kompasiana, tidak menutup kemungkinan akan menuai masalah serius dikemudian hari. Kita tentu berharap hal itu tidak terjadi. Namun sampai sejauh ini tidak ada jaminan untuk menghindar dari kemungkinan itu.

Bahkan, jeratan hukum juga mengintai pihak admin sebagai penyedia/penyelenggara jasa online. Dan di situ, konflik antar admin dan kompasioner pun akan mengemuka. Saling lempar handuk dan sama-sama berusaha untuk menghindar.

Bagi saya pribadi, pihak admin sejauh ini sudah berada pada posisi yang tepat, “NETRAL”. Kecuali dalam isu-isu pornografi, kenetralan admin sulit dipahami, atau tepatnya sedikit lebih condong membiarkan dan mungkin ikut menikmati. Di sini, sikap admin bisa dituding ikut terlibat membiarkan terjadinya perusakan moral publik. Semoga tidak demikian.

Nafsu polisi untuk menjerat para penulis kritis di dunia maya memang belum membuahkan hasil. Sebab, institusi berseragam coklat itu sadar bahwa mereka tidak bisa menghalangi arus besar dari dinamika aspirasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat dunia maya. Mungkin, dalam kasus Prita dan beberapa kasus serupa, sikap polisi sedikit nekat dan arogan.

Dalam beberapa artikel yang saya tulis pada beberapa waktu lalu, bermunculan komentar dengan pesan mengingatkan: “hati-hati mas, ntar bisa kena jeratan hukum”. Pesan yang bernada kekhawatiran itu sering membuat saya terhibur, karena isinya jelas menggelikan. Dipikiran saya, mana mungkin artikel-artikel saya yang mengkritik penguasa harus dijerat oleh hukum?

Sebaliknya, saya justru berpendapat bahwa para penulis artikel yang isinya mendukung penguasa korup, sesungguhnya telah terjerat oleh hukuman moral publik. Dengan alasan, para penulis tersebut membela sebuah rezim secara tidak wajar dengan mengabaikan hati nurani dan akal sehat publik…!

Yang jelas, sekali lagi, admin kompasiana tidak pernah dipanggil polisi. Kalaupun hal itu terjadi, mungkin sebatas panggilan dalam pengertian polisi hendak menyampaikan: “Kapan ya kompasiana bisa ikut serta dalam kampanye anti pornoaksi, pornografi dan narkoba…?”.

Salam Faizal Assegaf Jkt, 24 Agustus 2010 artikel sebelumnya:




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline