Lihat ke Halaman Asli

Nimatul Faizah

Mahasiswa Tingkat Akhir

Kisah Bapak Pembeli Rongsokan

Diperbarui: 17 Maret 2017   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihat anakku yang tampan
Mungkin kau merasa termalukan
Dengan hidup dan pekerjaan
Untuk bapak dan kita dari Tuhan

Lihatlah anakku yang cantik
Jangan engkau merasa jijik
Dengan hutang yang berbatik
Dengan kehidupan yang belum baik

Bapak hanya pembeli rongsokan
Bapak  tak merasa terpinggirkan
Rasa malu ini telah terlenyapkan
Untukmu wahai anakku dambaan

Tiap hari ku keliling kota
Dengan  sebuah sepeda tua
Pada umur  yang kini sudah merenta
Semangatku justru semakin membara

Harapan selalu untukmu anakku
Sungguhilah dalam menuntut ilmu
Aku tak membekalkan banyak ragu
Karena aku percaya engkau mampu

Doa tak pernah terhenti untukmu
Perhatianpun ku curahkan padamu
Sejak ibumu tiada dahulu
Telah tiada beberapa tahun lalu

Aku tahu memang sulit
Menggapai mimpi yang berbukit
Walau terkadang terlihat pahit
Dan tercebur dalam kotornya parit

Hal terindah melihat kalian
Melihat kalian berpakaian
Berpakaian layak dan kedinasan
Telah berhasil dengan perjuangan

Jika kau melihat syair ini
Melihatnya di atas almari
Aku sudah tak di dunia ini
Aku telah lelah untuk berdiri

Telah purna tugasku
Menghantarkan kalian untuk maju
Selamat tinggal anak-anakku
Doaku selalu menyertaimu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline