Lihat ke Halaman Asli

Faiza Naufalia Azzahra

sejatinya kita hidup tidak untuk menyenangkan orang lain

Mengeksplor Keindahan Desa Sambori "Negeri di Atas Awan"

Diperbarui: 17 Mei 2022   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

digitaloceanspaces.com

Desa sambori merupakan desa yang terletak di kecamatan lambitu, kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Desa sambori mendapat julukan sebagai "Negeri Diatas Awan" karena desa ini berada pada ketinggian 700 mdpl di puncak gunung lambitu. Suasana yang terdapat di desa sambori sangatlah sejuk dengan pemandangan alam sekitar yang mendukung keindahan desa ini. Pemandangan desa sambori dilihat dari kejauhan seperti melihat negeri yang menggantung dalam dekapan awan dan kabut.

Berbeda dengan desa lainnya yang ada di Bima, desa sambori ini menyimpan beragam kebudayaan serta kehidupan tradisional yang masih sangat pekat dan tentunya jauh dari pengaruh modernitas perkotaan. Selain pemandangan alam yang sangat mengagumkan, desa ini pun menyembunyikan banyak potensi wisata budaya yang akan sangat menakjubkan jika dikembangkan sebagaimana mestinya.

Terdapat dua dusun yang ada di desa sambori. Yang pertama yaitu dusun sambori lama, daerah ini ditinggali oleh para keturunan Ncuhi Tuki dan Ncuhi Nde, mereka merupakan kelompok masyarakat asli Bima yang sangat mempertahankan adat serta istiadat peninggalan leluhur mereka. Lalu selanjutnya adalah dusun sambori baru yaitu daerah yang dihuni oleh para masyarakat asli maupun para pendatang dari desa lain.

ada beberapa versi cikal bakal nama sambori ini digunakan sebagai nama desa. Yang pertama kata sambori berarti sambore atau dalam bahasa Indonesia berarti palu, yang memiliki arti ketetapan hati dan keputusan untuk tetap tinggal di lereng lambitu dan tidak berpindah-pindah ke daerah manapun. Kata sambori tersebut diperoleh dari kesepakatan bersama masyarakat dalam suatu musyawarah. Lalu Yang kedua sambori berasal dari kata sampori yaitu bahasa Bima yang memiliki arti melepaskan diri. Hal ini menggambarkan masyarakat yang sudah membangun pemukiman serta menemukan cara bertahan hidup di lereng lambitu yang subur, memutuskan untuk melepaskan diri dari komunitas lainnya.

Masyarakat desa sambori umumnya bekerja sebagai petani dan ada juga yang bekerja dengan berternak sapi dan kambing. Karena berada di ketinggian sekitar 700 mdpl desa lambitu sangat potensial dalam pengembangan tanaman seperti bawang putih, jeruk, pisang, rambutan, mangga, sawo, alpukat, jambu batu serta masih banyak tanaman lainnya. Terdapat juga beberapa pohon seperti pohon kelapa, pohon pinang dan masih banyak lagi jenis pepohonan yang tumbuh di desa sambori. Selain tanaman dan pepohonan desa sambori juga dikenal sebagai area pengembangan ternak seperti unggas, sapi, kerbau dan kuda. Beternak merupakan hal yang sangat melekat dengan masyarakat sambori hal ini juga berkaitan dengan rumah adat (rumah lengge) yang ditempati para Masyarakat. Lantai dasar rumah lengge sengaja dibentuk dan diberikan ruang untuk penyimpanan dan pemeliharaan ternak.

Banyak sekali tentunya keunikan yang bisa kita ulik dari desa sambori. Tak sedikit dari para peneliti yang datang ke desa sambori untuk melakukan penelitian mengenai sejarah maupun budaya daerah ini. Salah satu budaya yang masih melekat pada masyarakat desa sambori yaitu penggunaan bahasa. Masyarakat desa sambori dalam kesehariannya menggunakan bahasa tersendiri yang biasa disebut dengan Inge ndai atau bahasa sambori. Sebutan lain dari bahasa sambori adalah bahasa Mbojo ntoi atau yang dalam bahasa Indonesia berarti bahasa Bima lama Yang sampai saat ini masih terpelihara keasliannya oleh masyarakat setempat. Tetapi walaupun sering menggunakan bahasa sambori masyarakat juga bisa menggunakan bahasa Mbojo atau bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat Bima dalam sehari-hari.

Masyarakat yang tinggal di desa sambori menjunjung tinggi adat serta budaya peninggalan nenek moyang mereka. Salah satunya yaitu seperti rumah lengge yang ditempati oleh masyarakat sambori sampai saat ini, rumah lengge merupakan rumah adat dari daerah Bima. Rumah lengge merupakan rumah adat masyarakat setempat di mana atap dari rumah ini terbuat dari alang-alang dengan bentuk kerucut yang menutupi tiga perempat bagian dari bangunan rumah lengge. Rumah ini memiliki desain yang sangat khas yang tentunya akan menarik para wisatawan yang berkunjung.

Di desa Sambori ini juga terdapat banyak sekali Wisata alam yang bisa dikunjungi, salah satunya adalah wisata air yang berada di dusun teta yang dinamakan mata air "lakunde" keunikan mata air ini yaitu airnya terasa asam padahal mata air lainnya yang ada di sekitar mata air lakunde ini terasa tawar.

Keunikan serta kelestarian budaya yang terdapat pada masyarakat sambori ini membuat para masyarakat luar kecamatan maupun luar kabupaten bahkan tak terkecuali masyarakat luar provinsi Nusa Tenggara Barat tertarik untuk mengunjungi desa yang memiliki sebutan negeri diatas Awan ini. Terdapat berbagai macam destinasi wisata alam serta wisata sejarah dan budaya yang sangat menarik untuk dipelajari oleh para wisatawan.

Tapi sayangnya jalur yang menuju ke desa sambori ini Dapat dikatakan cukup memprihatinkan. Karena seperti yang kita tahu desa sambori ini berada pada ketinggian tertentu sehingga sangat perlu bagi pemerintah untuk memperbaiki jalan menuju desa sambori ini agar para wisatawan yang ingin berkunjung ke desa ini tetap selamat dan aman dalam perjalanan. Terdapat juga beberapa tikungan tikungan tajam yang cukup menyeramkan jika dilewati dengan kondisi jalan yang tidak halus ataupun rusak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline