Lihat ke Halaman Asli

Hujan Tangis Bulan Maret

Diperbarui: 22 Maret 2017   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan tangis bulan Maret

Hujan membawa air mata
Yang tercipta dari tangisan tinta
Di hari dimana sebuah nama
Membawa puisi menuju hadiratnya

Hanya engkau padmi,
Seorang yang rela
Mengecor hari tua
Demi mengenang masa bahagia

Bukan engkau
Jika keringat yang bercucuran
Ialah peluh kesah keluhmu
Engkau, Menggugah kami kembali
Akan lamanya tak ada panggilan rindu
Darimu, kami tahu
Yang ada itu,
Istana kepresidenan
Bukan istana kerakyatan

Patutnya Kami malu
Dengan keberanianmu
Adukan semen pada kakimu itu
mewakilkan haru biru matamu
Disana, Engkau tidak membiarkan begitu saja,
pada pipimu, mengalir air duka

Padmi,
Dibawah terik semen
Engkau sungguh telah gugur
Hujan berselang haruslah kami panen
Supaya namamu terus tumbuh subur

Engkau telah membuat kami ingat
Dari kealpaan yang sukar kami angkat
Kami hanya berlalu lalang
Berkeringat untuk sendiri demi uang

Kendeng kini, atau kemudian
Pasti bakal mengalirkan kembali ratapan-ratapan
Pabrik semen mengandung dengan sempurna
Kesedihan pada rakyatnya
Hujan tangis bulan maret
Jangan sampai terulang lagi berikutnya menderet

Faith Liberta 22-3-2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline