Lihat ke Halaman Asli

Faizah

Mahasiswa

Tunggu, Kau Masih Punya Satu Jalan Keluar

Diperbarui: 17 Maret 2018   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://middlewareknowledgebox.files.wordpress.com/2016/11/problems_solutions.jpg?w=500

Setiap manusia di dunia ini pasti tidak akan luput dari yang namanya terkena masalah. Tidak peduli itu laki-laki maupun perempuan, kaya atau miskin, tua muda,  tidak akan mungkin dapat terhindar dari masalah. Bahkan, menurut ungkapan Semakin tinggi sebuah pohon, maka semakin kencang pula angin yang menerpanya, semakin sukses seseorang/semakin tinggi pencapaiannya terhadap suatu hal, maka berbanding lurus juga dengan semakin besar pula masalah-masalah yang didapatkannya.

                Nah, sebenarnya, apa yang membuat suatu hal dapat dikatakan/disebut sebagai sebuah "masalah"?

Jika kita melihat KBBI, makna dari "masalah" sendiri adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan).

Sedangkan menurut Notoadmojo, masalah merupakan suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang sudah terjadi tentang suatu perihal, atau kesenjangan antara kenyataan yeng terjadi dengan yang seharusnya terjadi serta harapan dan kenyataannya.

Dari sini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sifat dari "masalah" adalah mengganggu, menghalangi, memberi beban pada penderita (orang yang terkena masalah), dan tidak sesuai dengan harapan. Dari jenisnya, masalah dapat dibagi menjadi: masalah sederhana dan masalah yang rumit. Untuk mengklasifikasikan dari jenis masalah ini, sangat relatif bagi masing-masing orang, sesuai kondisinya. Boleh jadi sesuatu yang dianggap seseorang sebagai masalah yang sederhana, menjadi masalah rumit bagi orang lain.

Masalah yang menimpa seseorang tidak melulu berdampak negatif. Bagi orang yang mampu mengambil makna/hikmah dari masalah yang dilaluinya, bisa menjadi lebih bijak dan dewasa justru berkat masalah tersebut. Karena dia memaknainya sebagai ujian yang harus diselesaikannya jika ia ingin menuju ke tahap yang lebih tinggi dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan pengertian dari "masalah" yang dikemukakan oleh Jeffey Liker, yaitu:masalah merupakan peluang untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

Namun, tidak semua orang mampu berfikiran demikian. Banyak contoh kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, dari frustasi sampai pada percobaan bunuh diri akibat dari tidak berhasil menyelesaikan masalah. Maka diperlukan bantuan dari luar individu tersebut untuk membantu masalahnya walau hanya sebatas memberikan masukan.

Di kalangan lingkungan pendidikan, pihak yang berperan membantu mengarahkan kepada penyelesaian masalah peserta didiknya yaitu guru Bimbingan Konseling (BK). Peran BK sangat dibutuhkan mengingat para pelajar masih berada pada usia-usia yang belum matang/dewasa. 

Mereka seringkali bingung harus melakukan apa untuk menyelesaikannya. Sehingga diperlukan pihak yang mampu memberikan nasihat, masukan, arahan, dan memahami kondisi mereka dengan baik. Para konselor mulanya menganalisis masalah-masalah kita untuk selanjutnya memikirkan jalan keluarnya.

Untuk beberapa masalah, Bimbingan dan konseling tidak dapat dilakukan hanya dalam satu tahapan tergantung kerumitannya. Sehingga diperlukan keberlanjutan dalam konsultasi konseli pada konselor hingga menemukan titik temu permasalahan.

Intinya, masalah adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindari. Diperlukan respon yang bijak dan melihat dari kacamata positif thinking dalam menyikapi masalah. Sehingga kita mampu mengambil hikmah dan manfaat dari masalah yang dialami.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline